BERITABANGSA.ID, INDRALAYA – Pejuang asal Sumatera Selatan, Mansyur Wahad, lahir di Tanjung Atap, 2 Februari 1927. Mansyur muda menempuh pendidikan Vervoigschool di 1939, dengan pangkat terakhir Kopral TNI AD.
Pada 1945- 1946, dia tercatat sebagai Anggota Badan Keamanan Rakyat dan BPRI. Dan di 1947 masuk anggota resimen 44 dan Ogan Area, pada 1948 anggota TNI distrik Muara Dua, dan di 1949, masuk TNI Sub Sektor Selatan Teritorial Palembang (S3TP).
Mansyur mengalami masa perang gerilya Ranau dan Muara Dua, dan di 1950 masuk di Yon 22 Brigade Sumatera Selatan, Baturaja.
Pada 1951 gabung di Yon XI Garuda Merah Probolinggo dan Kartosono, Jawa Timur. Dan di 1951 masuk di Yon XI Garuda Merah Brigade D Teritorium III Siliwangi di Jongol, Jawa Barat.
Mansyur Wahad wafat pada 25 Juli 2003, dimakamkan di pemakaman keluarga di Tanjung Batu dengan upacara militer.
Putra – putri almarhum Mansyur Wahad yang dipelopori putri ke- 6, Sri Yanuastuti merasa terpanggil untuk melestarikan jiwa patriotisme kepada generasi dengan mengembangkan nilai – nilai kepahlawanan.
Untuk itu putra – putri almarhum Mansyur Wahad bekerjasama dengan aktivis sejarah, Komunitas Jasmerah (Kojas) Sumatera Selatan ingin mendirikan museum perjuangan Mansyr Wahad di Jalan Depati Ambon RT 09/05 No. 37 A, Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.
Museum ini akan memajang 115 data Mansyur Wahad, baik berupa foto, arsip, benda peninggalan dan daftar riwayat hidup seperti semasa di Bataliyon kereta api, Kapten Sanap, Musi Ulu Rawas Area, Kapten A Wahab Sarobu, Ogan Komering Area, Mayor Rasyad Nawawi, Rawas Area, Kapten Animan Achjat, Musi Banyuasin Area, Kapten Dani Effendi, Mangun Jaya Pendopo Area, Kapten Usman Bakar, Komering Area, Kapten Alamsyah Ratu Prawira Negara, Ogan Area, Kapten Musannif Ryacudu, Komandan Brigade Garuda Merah, Letkol Bambang Utoyo.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
