BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Prosesi pengambilan sumpah dokter di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Kamis (5/6/2025), bukan sekadar seremoni akademik. Bagi sebagian lulusan, momen ini adalah tonggak awal dari pengabdian panjang yang penuh makna.
Salah satu lulusan yang mencuri perhatian publik adalah dokter Sitti Kubangsinawati, seorang dokter muda asal Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, wilayah yang tergolong daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Berbekal beasiswa ikatan dinas dari Pemerintah Provinsi Maluku, Sitti menempuh pendidikan kedokteran dengan satu tekad, kembali dan mengabdi di tanah kelahirannya.
“Saya mendaftar beasiswa ketika tahu Pemprov membuka kesempatan. Alhamdulillah saya lolos dan mendapatkan bantuan selama dua semester,” tutur Sitti.
Namun bagi dirinya, beasiswa bukan hanya soal dukungan pendidikan, melainkan mandat untuk menjawab kebutuhan kesehatan di daerah yang selama ini terabaikan.
Kepulauan Kei, tempat Sitti dibesarkan, masih menghadapi kesenjangan dalam akses pelayanan medis. Infrastruktur terbatas dan sistem rujukan yang belum optimal menjadi tantangan utama.
Pasien gawat sering kali harus menunggu lama karena hanya tersedia jalur transportasi laut.
Realitas inilah yang mengakar kuat dalam hati Sitti, membentuk cita-cita sejak kecil untuk menjadi dokter dan menghadirkan perubahan.
“Saya tidak merasa terbebani harus kembali ke daerah. Justru saya melihat ini sebagai jalan terbaik untuk menjawab doa masa kecil saya. Saya ingin Kepulauan Kei memiliki layanan kesehatan yang layak,” ujarnya mantap.
Latar belakang keluarganya, yang terdiri dari para pendidik, ayah seorang dosen dan ibu seorang guru, membentuk lingkungan yang mendukung pendidikan, namun tidak menjauhkan Sitti dari kenyataan sosial di sekitarnya.
Ia memilih jalur yang berbeda, menjadi tenaga medis, karena merasa adanya kekosongan yang perlu diisi.
Keputusan itu bukan tanpa tantangan. Sebagai anak daerah yang bersekolah jauh dari rumah, ia membawa serta harapan masyarakat dan keluarganya.
Kini setelah resmi menjadi dokter, Sitti tak hanya siap untuk kembali, tapi juga ingin menjadi inspirasi.
Ia berharap kehadirannya mampu memantik semangat anak-anak di wilayah 3T untuk bermimpi besar dan mengejar pendidikan tinggi.
“Saya ingin menjadi bukti bahwa anak daerah juga mampu. Harapan saya, anak-anak di pelosok tidak takut bermimpi jadi dokter, guru, atau profesi lainnya. Kita semua bisa berkontribusi untuk membangun kampung halaman,” ungkapnya.
Dengan keteguhan hati dan semangat pengabdian yang mengakar, dr Sitti Kubangsinawati membawa harapan baru bagi masyarakat di pelosok timur Indonesia.
Ia adalah representasi dari generasi muda yang tak hanya mengejar gelar, tapi menjadikan ilmu sebagai bekal untuk melayani.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.