Keagamaan

Berdoa atau Menyuruh Allah? Ustaz Agus Mustofa Ingatkan Esensi dan Etika Berdoa

6
×

Berdoa atau Menyuruh Allah? Ustaz Agus Mustofa Ingatkan Esensi dan Etika Berdoa

Sebarkan artikel ini
Agus Mustofa
Ustaz Ir. H. Agus Mustofa didampingi Hadi Siswano, Ketua Dewan Masjid Al-Haq, saat wawancara. (Foto Mwd, Beritabangda.id).

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Kajian Subuh rutin Masjid Al-Haq kembali digelar pada Minggu terakhir bulan Mei 2025, tepatnya pada Minggu (25/5/2025) pagi.

Tema yang diangkat dalam kesempatan ini cukup menggugah dan reflektif: “Berdoa atau Menyuruh Allah?”, yang disampaikan oleh Ustaz Haji Agus Mustofa.

Dalam penyampaian kajian, Ustaz Agus Mustofa mengajak para jamaah untuk memahami kembali hakikat dan etika berdoa kepada Allah.

Menurutnya, secara linguistik, kata doa berasal dari kata da’a yang berarti menyeru atau memohon.

Ketika ditujukan kepada Allah, maka doa adalah bentuk penghambaan, pengakuan akan keterbatasan, dan pernyataan berserah diri secara total kepada Sang Maha Kuasa.

Ia menegaskan bahwa doa mencakup segala bentuk ungkapan, baik berupa dzikir, permohonan pertolongan, ataupun pengakuan kelemahan manusia di hadapan Tuhan.

Dalam pengertian yang lebih spesifik, doa berarti memohon kepada Allah secara sadar dan penuh kesungguhan.

Namun, ia juga menyoroti fenomena umum yang kerap terjadi di kalangan umat.

Banyak orang yang berdoa, tetapi sesungguhnya tidak memahami bagaimana seharusnya berdoa. Akibatnya, doa tersebut kehilangan makna dan tidak mustajab.

Menurut Ustaz Agus Mustofa, agar doa diijabah oleh Allah, terdapat adab dan syarat yang harus dipenuhi.

Salah satunya adalah memastikan bahwa doa tersebut hanya dipanjatkan kepada Allah, tidak kepada selain-Nya.

Ia juga menyebutkan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa perilaku dan pola hidup mereka justru menghalangi terkabulnya doa.

Sebagai contoh, seseorang berdoa agar diberikan kesehatan, namun dalam kehidupan sehari-harinya tidak menjaga pola makan dan gaya hidup.

Ia mengonsumsi makanan tidak sehat, menjalani kehidupan penuh stres, serta mengabaikan istirahat yang cukup.

Dalam situasi seperti itu, menurutnya, bagaimana mungkin doa akan dikabulkan jika usaha yang dilakukan justru berlawanan dengan permintaan yang diajukan?

Begitu pula ketika seseorang meminta kehidupan yang damai, tetapi dalam relasi sosial justru menebar konflik, menyulut pertengkaran, atau menciptakan ketegangan dalam lingkungannya.

Keadaan seperti ini menjadi cerminan dari doa yang bertentangan dengan perbuatan.

Ia menekankan bahwa doa harus selaras dengan usaha yang nyata.

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60