BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Paguyuban Adipati Nambi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan MGMP Sejarah SMA/SMK dan Study Club Sejarah (SCS) untuk melestarikan sejarah dan budaya Lumajang di aula SMAN 3, Kamis (15/5/2025).
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen pendidikan dan budaya di Lumajang serta disambut antusias oleh para guru, siswa, dan komunitas sejarah.
Melalui kerja sama ini, para siswa akan diarahkan untuk melakukan penelitian sejarah secara langsung dengan fokus pada benda-benda pusaka dan peninggalan sejarah di wilayah Kabupaten Lumajang. Tujuannya adalah meningkatkan wawasan, kepedulian, dan rasa cinta generasi muda terhadap warisan budaya daerah.
“Penelitian sejarah ini bukan sekadar pembelajaran, tapi bagian dari membangun karakter dan kebanggaan terhadap identitas lokal,” ujar Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kabupaten Lumajang, Joni.
Kata Joni, pihak DHC 45 Lumajang, Pak Indri, juga turut hadir menegaskan pentingnya mengenalkan sejarah perjuangan lokal kepada para pelajar.
“Ini bagian dari estafet perjuangan yang harus terus dijaga dan diwariskan,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan dari Paguyuban Adipati Nambi, Abdus Salam, menyoroti rendahnya minat masyarakat terhadap benda-benda bersejarah.
“Kalau tidak dipahami, masyarakat tidak akan menyintai pusaka. Padahal, jika didalami, sangat mudah dan sarat makna,” jelasnya sembari mempraktikkan cara membuka, memegang, dan merawat keris sebagai salah satu warisan budaya adiluhung.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan workshop “Deep Learning Sejarah”, yang mengangkat tema perkerisan.
Menurut Nanang MC Yusuf, Pengawas Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember dan Lumajang, pembelajaran seperti ini sangat dibutuhkan untuk nguri-uri budaya.
“Kami mendorong agar materi tentang perkerisan masuk dalam pelajaran kelas 11, lengkap dengan penelitian mendalam. Dan MoU ini harus diimplementasikan dalam modul pembelajaran, bukan sekadar formalitas,” tegas Nanang.
Acara ditutup dengan sesi sosialisasi oleh komunitas Perkerisan Nasional yang turut memperkuat pentingnya memahami dan merawat benda pusaka sebagai warisan leluhur.
Kolaborasi ini diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap sejarah dan budaya bangsa. Dengan semangat kebersamaan, Lumajang siap menjadi pelopor gerakan cinta sejarah lokal di kalangan pelajar.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.