BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Suasana Gedung Juang Kabupaten Jombang tampak berbeda pada Sabtu (26/4/2025) siang. Ratusan warga suku Batak, lengkap mengenakan pakaian adat, memenuhi ruangan bersejarah tersebut.
Mereka mengenakan atribut khas seperti Sortali atau ikat kepala tradisional, serta Ulos, kain tenun Batak yang melambangkan kehangatan dan berkat. Sedikitnya seratus anggota Pemuda Batak Bersatu (PBB) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jombang hadir dalam acara tersebut.
Kegiatan itu merupakan perayaan Bona Taon atau tahun baru dalam budaya Batak, yang dikemas sekaligus dalam acara sarasehan budaya bersama Anggota DPRD Jatim Dapil X, Wiwin Sumrambah.
Acara berlangsung meriah dan khidmat. Penuh keakraban, pagelaran ini juga mengenalkan beragam tradisi adat suku Batak kepada masyarakat luas.
“Sangat senang sekali dapat perhatian dari Bu Wiwin dan Bapak Sumrambah. Sarasehan ini luar biasa dan memotivasi kami untuk terus melestarikan budaya sekaligus menjaga kebersamaan,” ujar Yanti Anggela Simanjora, salah satu peserta sarasehan.
Yanti menuturkan bahwa seluruh rangkaian acara, mulai dari penyambutan tamu hingga penampilan seni, sepenuhnya dibalut dengan adat Batak. Meski Wiwin Sumrambah berhalangan hadir dan diwakili suaminya, Sumrambah, Wakil Bupati Jombang 2018–2023 sekaligus Ketua KTNA Jawa Timur, suasana acara tetap berlangsung penuh kehangatan.
“Kami sangat mengenal bahkan akrab dengan sosok Bapak Sumrambah. Selama kepemimpinan beliau di Jombang, organisasi kami, Pemuda Batak Bersatu, selalu disupport. Sekarang pun dukungan itu tetap berlanjut melalui Bu Wiwin di DPRD Jatim,” kata Yanti.
Pantauan di lokasi, Sumrambah tiba dan langsung disambut hangat dengan pengalungan ulos di pundaknya. Ia kemudian diarak menggunakan tarian Tortor Sombah, tarian adat Batak untuk menyambut tamu kehormatan, diiringi musik gondang.
Sebelum acara dimulai, tradisi Tuani Gondang digelar sebagai ritual pembuka. Tradisi ini bertujuan memohon izin dan berkat dari Tuhan serta arwah leluhur melalui iringan musik gondang dan nyanyian adat.
Sumrambah tampak terharu. Ia mengapresiasi upaya komunitas Batak di Jombang yang tetap menjaga dan melestarikan budaya leluhurnya.
“Saya bangga. Solidaritas dan kecintaan masyarakat Batak terhadap budaya benar-benar luar biasa. Ini adalah bukti nyata bagaimana tradisi tetap hidup dan berkembang,” ungkap, Sumrambah dalam sambutannya.
Ia juga mengenang konsep Marsiadapari, semangat gotong royong dalam budaya Batak yang menekankan kebersamaan dalam membantu atau berbagi beban.
“Marsiadapari adalah tradisi yang sangat bagus. Semangat kerja sama ini mirip dengan tradisi rimpa atau rumpa saat musim panen. Kita harus terus menjaga budaya, solidaritas, dan sinergitas bersama,” tambahnya.
Acara ditutup dengan penampilan tari Tortor. Sumrambah bersama warga Batak berbaris dalam dua barisan, melakukan doa adat, lalu menari diiringi musik gondang. Gerakan tangan, kaki, punggung, dan bahu mereka mengikuti irama musik dengan penuh semangat, menciptakan suasana yang kian hangat dan berkesan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.