Ekonomi dan Bisnis

Kemitraan Emas PKPTR, Rahasia di Balik Kesejahteraan Petani Tebu Malang

28
×

Kemitraan Emas PKPTR, Rahasia di Balik Kesejahteraan Petani Tebu Malang

Sebarkan artikel ini
PKPTR
KH Hamim Kholili, Ketua Umum Pusat Koperasi Primer Tebu Rakyat (PKPTR) Malang

 

BERITABANGSA.ID, KAB MALANG – Pusat Koperasi Primer Tebu Rakyat (PKPTR) Kabupaten Malang berhasil menjadi motor penggerak kesejahteraan petani tebu. Melalui berbagai program dan kemitraan, PKPTR turut membantu dan menjadi andalan petani mendapatkan akses modal, teknologi, dan pasar yang lebih luas.

Tebu rakyat kini menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Malang. Dengan dukungan ekosistem pangan yang kuat, petani tebu lokal semakin bersemangat mengembangkan budidaya tebu. Potensi tebu Malang tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

Hal tersebut diungkapkan KH Hamim Kholili, Ketua Umum Pusat Koperasi Primer Tebu Rakyat (PKPTR) Kabupaten Malang, jika selama beberapa tahun terakhir petani tebu rakyat di Kabupaten Malang yang terafiliasi banyak diuntungkan.

Selain itu, dukungan ekosistem pangan pemerintah juga kemitraan off taker (pembelian) yang dipastikan mengambil tebu hasil produksi melalui skema bagi hasil (SBH) dengan adanya jaminan pasar dan dukungan modal, produksi tebu rakyat semakin meningkat dan dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi petani.

“Produksi pascapanen tebu rakyat sudah mendapatkan kepastian diambil off taker. Bahkan, kami punya Standby buyer, atau pembeli dari jajaran manajemen BUMN Pabrik Gula (PG) untuk mengambil tebu hasil panen dari petani,” terang Gus Hamim Kholili, kepada awak media. Kamis (12/12/2024).

Gus Hamim Kholili menyampaikan jika manajemen PG sebagai Standby buyer juga akan mengambil tebu petani yang belum laku terjual, berkenaan dengan pembelian gula petani saat tidak ada kesepakatan harga dengan pedagang atau ketika pasar penjualan sedang lesu.

“Dalam waktu 1-2 minggu saja, mereka akan mengambil tebu petani yang belum laku terjual, Harga dasar penjualan tebu dari petani sesuai Harga Acuan Produsen (HAP) awalnya hanya Rp 12.500/kilogram, beberapa tahun ini bisa naik mencapai Rp 14.500/kilogram,” ujarnya.

Selain itu, harga eceran tertinggi gula akan naik untuk pasar keluar senilai Rp. 17.500/kilogram. Dan, di daerah luar Jawa seperti kawasan Indonesia Timur, harga eceran gula bisa mencapai Rp 18.500/kilogram.

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60