Oleh: Istono Asrijanto (*)
Misteri Makam Mbah Mojopahit di Panti Jember
Di Kecamatan Panti Kabupaten Jember, sebelum memasuki gapura perkebunan PDP Gunung Pasang, terdapat sebuah petilasan yang kini dijadikan makam.
Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Makam Mbah Mojopahit atau Petilasan Mbah Satim Singo Moyo.
Dalam catatan Encyclopaedie van Nederlandsche Indie (1907-1939) yang ditulis oleh Stibbe DG, dan S Dee Graaf, nama Mbah Satim ini diduga merujuk pada Simbah Basmin atau Basmi. Mbah Basmin sendiri dimakamkan di Makam Troloyo, Mojokerto, dekat dengan kolam Segaran.
Sejarah dan Legenda
Kisah ini mengingatkan pada catatan Junghuhn saat berkunjung ke Gunung Hyang. Di sana, ia menemukan banyak guci kuno di salah satu puncaknya, yang kemudian dinamakan Gunung Guci.
Hingga kini, masyarakat masih menyebutnya Gunung Guci. Perubahan nama gunung atau wilayah sering kali dilakukan untuk kepentingan pemetaan lahan.
Junghuhn sendiri tiba di Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1835. Awalnya, dia dokter yang bekerja untuk pemerintah kolonial Belanda. Karena kurang berminat dalam bidang kedokteran, dia kemudian ditugaskan untuk menjelajahi pedalaman pegunungan Jawa yang belum dipetakan.
Selama sekitar dua puluh bulan, Junghuhn melakukan perjalanan eksplorasi di wilayah pegunungan Jawa, termasuk daerah yang dikenal sebagai Oost Hoek (Jawa Timur). Junghuhn berhasil memetakan banyak wilayah yang sebelumnya tidak diketahui dan mendokumentasikan flora dan fauna setempat.
Karya Junghuhn sendiri cukup penting dipelajari dan ia menghasilkan banyak karya ilmiah, termasuk buku “Java, Seine Gestalt, Pflanzendecke und Innere Bauart” pada tahun 1854.