BERITABANGSA.ID, JAKARTA – Kongres luar biasa (KLB) menjadi solusi terakhir setelah konflik berkepanjangan di PWI Pusat.
Demikian ditegaskan Ketua PWI Provinsi Jatim Lutfil Hakim, dalam siaran persnya.
Menurutnya konflik PWI Pusat telah berbulan-bulan berlangsung dan bukannya mengarah ke selesai tapi justru makin runyam.
Kondisi runyam di PWI Pusat, selain telah merusak nama dan marwah PWI secara nasional, juga telah mengganggu kerja dan kinerja PWI secara nasional.
“PWI Provinsi adalah pemilik suara yg memberikan amanah kepada Ketum dan Ketua Dewan Kehormatan melalui konggres di Bandung, September 2023,” ujarnya.
Namun, penerima amanah (PWI Pusat) membuat persoalan (terkait dana bantuan BUMN) dan telah merusak nama dan marwah PWI selama berbulan – bulan.
Masalah itu bukannya diselesaikan, tapi PWI Pusat justru saling pecat dan menambah runyam persoalan.
Ketum Henry C Bangun (HCB) dipecat sebagai anggota PWI oleh DK dan pemecatan itu disahkan (berita acara) oleh PWI asalnya yakni PWI DKI.
“Pengurus DK (termasuk Ketua Sasongko Tedjo) juga dipecat oleh HCB yg mengklaim sebagai Ketum yang sah. Kalau sudah saling pecat, dengan argumen kuat masing-masing merujuk PD/PRT, artinya kan sudah tidak ada lagi PWI Pusat,” beber Lutfil.
Dari sini sebagian besar PWI Provinsi berinisitif menggelar KLB. Karena hanya melalui KLB semua persoalan bisa diselesaikan secara final. Tanpa ada KLB maka selamanya kemelut di PWI Pusat akan berlanjut dan sepanjang itu pula nama PWI secara nasional semakin hancur.
“KLB ini tidak mencari Ketum baru, tapi menyelesaikan akar masalah,” ujar Lutfil.
