Sejarah

Lingkungan Pagah Jemberlor Diduga Sudah Ada Sejak Abad ke-4

175
×

Lingkungan Pagah Jemberlor Diduga Sudah Ada Sejak Abad ke-4

Sebarkan artikel ini
Lingkungan Pagah
Potret Jalan PB Sudirman yang masuk lingkungan Pagah, Kelurahan Jemberlor. (Foto: Guntur Rahmatullah / Beritabangsa.id)

BERITABANGSA.ID, JEMBER – Lingkungan Pagah Kelurahan Jemberlor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember diduga sudah ada sejak abad keempat masehi. Penamaan kata ‘Pagah’ berasal dari Bahasa Sansekerta.

Hal itu dikemukakan oleh pegiat sejarah, yang juga warga Kabupaten Jember, Istono Asrijanto pada Jumat 5 Juli 2024.

banner 300600

Istono berujar, kata ‘Pagah’ ketika dimasukkan dalam kamus daring Sansekerta-Indonesia (www.sansekerta.org), memiliki arti: ‘tetap, stabil’ dalam Bahasa Indonesia.

Ia kemudian menafsirkan kata ‘tetap’ ke dalam bahasa jawa saat ini, yakni ‘panggah’.

“Ada kemiripan antara Pagah (sansekerta) dan Panggah (bahasa jawa saat ini). Nah ada yang namanya Toponimi, yaitu ilmu yang membahas cara penamaan tempat, wilayah yang memiliki kekunoan. Dan Pagah ini kuno yang berasal dari sansekerta,” ujar Istono.

Kemudian ia menjelaskan bahwa bahasa sansekerta diperkirakan masuk ke Nusantara sejak abad ke-4 masehi. Bahasa sansekerta berasal dari India kuno, yang mana bahasa ini mulai menyebar saat kerajaan bercorak Hindu di Nusantara.

Istono Asrijanto, pegiat sejarah yang juga warga Kabupaten Jember. (Foto: Guntur Rahmatullah / Beritabangsa.id)

“Tidak ada yang tahu persis tahun berapa bahasa sansekerta masuk ke Nusantara, diperkirakan sejak abad ke-4 masehi, Kerajaan Kutai itu ada sejak 4 masehi, yang mana Kerajaan Kutai ini adalah kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara. Nah Kerajaan Kutai menggunakan bahasa sansekerta dalam berkomunikasi,” lanjutnya menjelaskan.

Namun demikian, belum ada yang bisa memastikan kapan atau tahun berapa bahasa sansekerta itu masuk ke Nusantara, sebab di Bali itu ditemukan tembikar yang diperkirakan ada antara abad kedua dan abad ketiga dan diindikasikan berasal dari India.

Bahasa sansekerta ini kemudian mengalami beberapa perubahan yang dipengaruhi oleh khazanah lokal masyarakat Nusantara di masing-masing daerah yang berbeda, misal cara pengucapan atau dialek.

Kembali ke penamaan ‘Pagah’, bisa disimpulkan bahwa orang-orang yang mendiami kawasan atau daerah yang saat ini bernama Kabupaten Jember, sudah ada sejak zaman dahulu kala.

“Bahkan peradaban manusia di sini (Kabupaten Jember) sudah ada sejak zaman pra-aksara, yang itu dibuktikan dengan ditemukannya situs megalitikum di Desa Kamal Kecamatan Arjasa, Desa Sumberjambe Kecamatan Sumberjambe. Megalitikum itu pra-aksara, dolmen, menhir serta kuburan terbuat dari batu,” pungkas Istono.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *