Kendala pertama terlewati, namun timbul kendala lainnya, yakni modal yang semakin menipis lantaran melakukan eksperimen.
Pada akhirnya Astrid memutuskan untuk memakai modal yang ada dan dengan kemasan seadanya, dan mulai menjajakan produksinya ke warung-warung dan toko.
Tak lupa ia juga memanfaatkan akun sosial media untuk mempromosikan hasil karyanya ini.
Nasib baik berpihak pada Astrid, permintaan dari warung dan toko semakin hari semakin meningkat ditambah pesanan dari akun media sosial.

Dengan bertambahnya pelanggan, Astrid kemudian berinovasi dengan membuat kemasan yang lebih bagus dan menarik juga disertai dengan label.
Kendala permodalan kembali menjadi persoalan. Tak putus asa Astrid berhasil mengumpulkan modal dan meningkatkan produksinya dengan dibantu anak-anaknya.
“Di penghujung Astrid menyebut, semakin banyaknya permintaan dari pelanggan, ia harus benar-benar memikirkan manajemen agar tidak kebobolan.
Dirinya berharap ada pihak yang membantu terkait penambahan modal untuk meningkatkan produksi kripik cokelatnya.
“Saya kapok pinjam modal yang tidak jelas,” tuturnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id