“Mahasiswa yang lulus dari FTP Unej ini nantinya, bisa mengeluarkan produk-produk baru yang mungkin bisa laku di pasaran untuk mengembangkan kreativitas sehingga mereka bisa mengembanghan usahanya di luar nanti,” tukasnya.
Sementara itu Gista, Ketua Kelompok Produk Onigiri, memamerkan produknya dengan isian blondo kelapa (krim hasil samping pembuatan minyak kelapa,red) dengan subtitusi ikan tongkol dan ebi, yang hasilnya menjadi seperti abon dengan kelebihannya tinggi akan protein.
“Untuk pengaplikasiannya kami sesuaikan dengan pasar yaitu Gen Z, yang pada dasarnya mereka (GenZ) menyukai makanan yang simple dan praktis untuk sarapan salah satunya onigiri ini,” ulasnya.
Dijelaskan bahwa motivasinya memilih blondo kelapa sebagai bahan dasar produknya adalah ingin mengenalkan pada generasi Z tentang makanan tradisional yang diolah menjadi makanan kekinian.
“Menurut kami karena belum banyak yang mengenal dan mengelola limbah minyak kelapa (blondo) lebih lanjut, makanya kita ngasih inovasi buat diaplikasikan ke makanan yang lagi tren saat ini, salah satunya onigiri,” jelasnya.
Dia menambahkan untuk target pasar, yakni kelompok pertama usia lansia dengan produk abon subsitusi ikan tongkol dan ebi, dan kelompok kedua yaitu generasi Z, di dalam kemasan onigiri.
“Kami berharap produk ini bisa memotivasi generasi muda untuk memanfaatkan makanan tradisional menjadi makanan-makanan dengan inovasi terbaru,” tutupnya.
Di stan berbeda, Aryo Sulistiyo, Ketua Kelompok Produk Bontung yang memanfaatkan jantung pisang menjadi sebuah produk pangan kaya serat dan nutrisi.
