Terkini

Unusa dan Fatayat NU Gelar Pengukuran LILA 1000 Balita

169
×

Unusa dan Fatayat NU Gelar Pengukuran LILA 1000 Balita

Sebarkan artikel ini
Unusa dan Fatayat NU

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Permasalahan gizi balita di Indonesia masih perlu perhatian serius dari berbagai pihak. Berdasarkan data Bappenas (2019), underweight (berat badan menurut umur) di bawah standar masih mempengaruhi 17,7% balita di Indonesia, dan permasalahan wasting di Jawa Timur masih dikategorikan akut dengan kasus ≥5%.

Menyoroti permasalahan tersebut, United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Fatayat NU menggelar acara Temu 101 Ning Dukung Gizi Optimal Balita pada Rabu (15/5) pagi.

banner 300600

Tak hanya dihadiri 101 Ning, acara ini turut menghadirkan perwakilan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, praktisi, Komunitas Posyandu Surabaya, dan 1000 balita beserta pendampingnya.

Balita yang terindikasi wasting beresiko tiga kali lebih besar terkena stunting atau gagal tumbuh kembang.

Situasi ini menunjukkan bahwa masalah gizi balita bukanlah isu yang bisa dianggap remeh atau diselesaikan dalam waktu singkat, melainkan memerlukan upaya yang berkelanjutan dan kolaboratif.

Rektor Unusa, Prof Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Unusa kembali dipercaya UNICEF untuk bekerjasama dan mendukung upaya penurunan angka wasting di Jawa Timur.

“Kami sebagai institusi pendidikan sangat berbangga dapat terlibat dalam kerjasama upaya penurunan wasting ini. Dan kami akan selalu turut serta dalam merealisasikan program-program kerjasama ini, utamanya pada mahasiswa yang kami upayakan untuk selalu bisa terlibat mengambil peran dalam pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya saat sambutan.

Ketua Tim Kerja Balita dan Anak Pra-sekolah Direktorat Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan, Yunita Restu Safitri S.Kep. MKM., mengungkapkan bahwa permasalahan gizi kurang dan gizi buruk pada balita dapat membawa dampak buruk pada pembangunan sumber daya manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *