Oong mengungkapkan, untuk penanganan longsor dibeberpa titiik di jurang Rajekwesi Kalipare yang terjadi pada 2023. Karena Jurang sangat dalam dan rawan longsor.
“Maka penanganan direncanakan dengan mengepras tebing sisi dalam (sisi timur) untuk digunakan sebagai badan jalan. Untuk opsi penanganan cepat, atas arahan bapak bupati agar bisa memanfaatkan dan menggunakan dana BTT (belanja tak terduga) yakni untuk pengeprasan tebing. Dan juga ada sedikit perkuatan dinding penahan dan atau pembuatan saluran v oleh dinas PU Bina Marga agar potensi longsor akibat aliran air yang liar bisa dihindari,” ungkap Oong.
Sementara itu, pada Selasa (27/02) Bupati Malang HM Sanusi menyampaikan bahwa langkah awal yang harus lakukan adalah dengan menggeser jalan dengan mengepras tebing selebar dua meter.
“Pengerjaannya, nanti yang akan melaksanakan dari Kodim 0818 Malang-Batu bersama Yon Zipur 5 Kepanjen dan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT), karena kalau menunggu dari Dinas PUBM kabupaten Malang bisa menunggu sampai satu tahun,” tutur Bupati Malang.
Bupati Malang juga menjelaskan bahwa kerugian saat ini masih kalkulasikan dan untuk biaya pengeprasan untuk melebarkan jalan kemungkinan nanti akan menghabiskan biaya sekitar Rp1 miliar.
“Sedangkan biaya keseluruhan yang nantinya akan di bangun Pemerintah Pusat melalui Inpres dari Kelipare ke Donomulyo pengaspalannya sudah di anggarkan sebesar Rp38 miliar. Untuk pelebarannya karena terkena bencana alam maka kita gunakan anggaran BTT,” tandas orang nomor satu di Kabupaten Malang ini.
Abah Sanusi berharap pengerjaan bisa segera dilakukan, mudah-mudahan hari ini secara teknis sudah bisa klir semuanya dan mungkin besok sudah bisa memulai kegiatan pengeprasan tebingnya.
“Untuk kepentingan umum semuanya harus menyadari dan bekerjasama bergotong- royong dalam rangka pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,” pungkas Bupati Malang.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id