Saat ini kata Khofifah, tercatat di Jatim ada 13 petugas Pemilu baik dari KPPS dan Linmas yang meninggal dunia karena kelelahan saat bertugas.
“Saya berpendapat mereka itu adalah pejuang demokrasi. Betapa tidak mudah tugas mereka, mendata, mentabulasi, melayani hak suara warga saat coblosan, menghitung, dan melaporkannya. Butuh perjuangan,” ujar Khofifah.
Dia mengaku tersentuh saat takziyah di dua lokasi, di rumah duka petugas Pemilu Kota Surabaya yang meninggal dunia.
Di tempat pertama dia melihat betapa seorang istri, dan tiga anak kehilanhan ditinggal sosok ayah yang jadi tulang punggung keluarga, yakni Joko Budiono, almarhum.
Lalu di lokasi kedua, ada pasangan suami istri ditinggal anak semata wayangnya, di usia 22 tahun bernama Imnesti.
“Baik Pak Joko Budiono dan Imnesti sama-sama meninggal dunia sebagai petugas Pemilu yang punya jasa kepada bangsa ini,” ujarnya.
“Semoga keduanya dipanggil dalam khusnul khotimah, dosanya diampuni Allah,” imbuhnya.
Melihat pemandangan itu, Khofifah tambah sedih karena di luaran sana ada narasi menafikkan kinerja PPS.