Terkini

Dosen Unmuh Jember Kembangkan Urban Farming di Pinggiran Sungai Bedadung

1056
×

Dosen Unmuh Jember Kembangkan Urban Farming di Pinggiran Sungai Bedadung

Sebarkan artikel ini
urban farming
Dosen Unmuh Jember Insan Wijaya menjelaskan teknik hidroponik kepada warga.

2. Hidroponik DFT

Hidroponik DFT (Deep Flow Technique) memanfaatkan sirkulasi air dengan metode genangan dengan tinggi 4 hingga 5 centimeter.

“Pada DFT, akar tanaman tenggelam, kelemahannya oksigen yang didapatkan oleh akar lebih sedikit daripada NFT, tetapi kelebihannya jika listrik padam, air tetap ada atau menggenang di media botol sehingga tanaman masih bisa hidup,” lanjut Insan.

banner 300600

3. Hidroponik Statis

Unmuh Hidroponik
Dosen Unmuh Jember Insan Wijaya dan Fefi Nurdiana Widjayanti memandu warga menanam benih dengan metode hidroponik statis. (Foto: Guntur Rahmatullah/ Beritabangsa.id)

Teknik hidroponik ketiga yaitu hidroponik statis atau airnya diam, tidak berputar seperti NFT dan DFT.

Menurut Insan, dengan teknik hidroponik statis, tanaman mendapatkan oksigen yang sangat rendah.

Insan menunjukkan teknik hidroponik statis dengan media botol yang berdiri dan ditidurkan sejajar saling menyambung beberapa botol.

4. Hidroponik Rakit Apung

Rakit Apung (Floating Raft system) adalah salah satu sistem hidroponik statis dimana tanaman dibuat mengapung di atas air, bisa dengan menggunakan netpot sebagai wadah yang disangga dengan bambu. Sedangkan posisi akar tanaman dibiarkan tenggelam ke dalam air.

Urban Farming untuk Kemandirian Pangan dan Ekonomi

Sementara itu, Dosen Agribisnis Unmuh Jember Fefi Nurdiana Widjayanti menyampaikan, pemberdayaan urban farming ini menyasar ibu-ibu PKK di Jalan Ciliwung Gang 1 RT 02 RW 25 Kelurahan Jember Lor.

“Dalam pemberdayaan urban farming ini, para ibu-ibu PKK memanfaatkan botol-botol bekas sebagai wadah media tanaman, dan dari urban farming yang telah dilakukan ini, ibu-ibu PKK bisa mandiri pangan, mereka tinggal memetik sendiri sayuran seperti kangkung maupun sawi,” ujar Fefi.

Fefi melanjutkan, hasil panen dari urban farming ini bisa untuk dikonsumsi sendiri, dan bisa juga dijual ke pasar tradisional sehingga dapat menambahkan pendapatan ekonomi keluarga.

“Harga kangkung satu ikatnya di sini kisaran Rp. 3000, dari sini bisa membantu perekonomian mereka juga,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *