BERITABANGSA.ID, JEMBER – Dua orang dosen Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Fefi Nurdiana Widjayanti dan Insan Wijaya mengembangkan urban farming (pertanian kota,red) di kawasan pinggiran Sungai Bedadung, tepatnya di Jalan Ciliwung Gang 1 Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.
Dua orang dosen Unmuh Jember ini mengajari masyarakat untuk dapat bercocok tanam di lahan yang sempit, Minggu 11 Februari 2024.
Insan Wijaya, dosen Ilmu Agroteknologi Unmuh Jember ini mengajari warga menanam dengan sistem vertikultur.
Sistim vertikultur merupakan sistim budidaya pertanian yang dilaksanakan secara vertikal atau bertingkat, sehingga bisa menghemat tempat atau lahan.
“Dalam sistem vertikultur ini, ada yang menggunakan media air atau hidroponik dan media tanah dalam polybag yang disusun secara vertikal,” jelas Insan.
Pada pertanian hidroponik, tanaman memanfaatkan sirkulasi air yang dialirkan oleh mesin pompa. Dalam air tersebut diberikan larutan nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Hidroponik NFT, DFT, Statis dan Rakit Apung
Insan melanjutkan, ada empat jenis teknik yang ia gunakan pada pertanian hidroponik.
1. Hidroponik NFT
Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) di mana tanaman tumbuh dengan sistem sirkulasi nutrisi di aliran air yang tipisnya serupa dengan film.
Menurut Insan, teknik NFT ini memiliki keunggulan yakni tanaman mendapatkan nutrisi dan oksigen lebih banyak dan merupakan teknik hidroponik yang paling baik.
Pada teknik NFT ini, air harus dipompa tanpa henti selama 24 jam, sehingga kelemahannya apabila listrik padam kemudian mesin pompa mati maka tanaman bisa rusak.