Tari Topeng
Dalam kesempatan tersebut, Isma, pegiat budaya yang juga pengurus PWI Jatim, memperkenalkan dan memohon perhatian Pj Bupati Jombang untuk ikut membantu melestarikan Seni Wayang Topeng dan Tari Topeng Kelono, asal Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Jombang.
Di Desa Jatiduwur ini, abad ke 17 hidup sosok sesepuh yang dikenal sakti mondroguno dan melahirkan Seni Tari Wayang Topeng Jatiduwur. Di tangan Ki Purwo itulah lahir seni wayang topeng. Nampaknya ada tilas leluhur jauh sebelumnya, berupa makam Ki Suryonegoro.
Seni Wayang Topeng ciptaan Ki Purwo ini merupakan perpaduan seni musik, tari, kidung, cerita, dalang, dan pesan-pesan hidup.
Di setiap penampilan Tari Wayang Topeng selalu bertema dan ada tari pembukaan yang bernama Tari Topeng Kelono.
Total pemain, penabuh dan dalang berjumlah 30 orang. Total karakter topeng berjumlah 33 buah dan hingga kini masih terawat dan tersimpan rapi.
“Kami saat ini sudah menggerakkan dan membina sekitar 85 pemuda Desa Jatiduwur untuk semangat melestarikan peninggalan leluhur ini. Namun kiranya tidak elok kalau pemerintah tidak hadir dalam pelestarian budaya bangsa kita ini, di samping tentu saja karena keterbatasan kami,” ujar Isma.
Target besarnya adalah karya seni tari dan topeng asal Jatiduwur ini diakui oleh UNESCO sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia, terutama Jombang.
“Di samping itu desa ini bisa dijadikan Desa Wisata yang apik, termasuk kuliner khasnya, kijing (jenis kerang-kerangan yang hidup di Sungai Brantas). Dipadu dengan penampilan Tari Topeng yang digelar setiap Bulan Purnama, pasti akan menjadi destinasi yang mendunia,” ujarnya yakin.
Mendengar paparan Isma, Bupati Sugiat sangat antusias karena sesuai dengan harapannya untuk memajukan pariwisata di Jombang.
“Tolong saya dikabari kalau ada pementasan, nanti saya akan hadir dan bagaimana kita bicarakan,” tandasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id