Perlu diketahui, polio ini banyak menyerang anak di bawah lima tahun tetapi bisa juga menyerang anak di atas lima tahun jika riwayat imunisasinya tidak lengkap.
Melibatkan mahasiswa dari bidang kesehatan merupakan langkah positif dalam memastikan bahwa pesan kesehatan dapat disampaikan secara efektif kepada masyarakat.
Salah satu mahasiswa Unusa yang terlibat dalam imunisasi ini, Ari Wijayanti, menceritakan bahwa pelaksanaan imunisasi polio ini terbagi menjadi empat pos di setiap kecamatan, yakni di puskesmas, posyandu, TK-PAUD, dan SD.

“Di hari pertama pada tanggal 15, kami terbagi di empat pos berbeda, dan hari pertama itu pelaksanaannya serentak di seluruh Surabaya. Jadi paling ramai memang hari pertama, di hari kedua sama ketiga itu hanya sisa bagi anak kecil yang belum imunisasi, dan pelaksanaan door-to-door bagi yang belum tahu infonya,” jelas mahasiswa jurusan D3 Keperawatan itu.
Pada kesempatan yang sama, Nabilla Fauziyah, mahasiswa jurusan D3 Keperawatan Unusa mengatakan bahwa ini pengalaman pertamanya berkontribusi dalam upaya imunisasi kepada masyarakat. Ia juga menjelaskan bahwa pemberian imunisasi ini sebanyak dua tetes tiap anak.
“Ini adalah pengalaman pertama saya, deg-deg an sekaligus senang dapat memberikan manfaat langsung dalam penyediaan imunisasi kepada masyarakat. Dan kontribusi ini menjadi pengalaman belajar yang berharga bagi saya,” ucap Nabilla saat ditemui di Puskesmas Gayungan.
Melalui kolaborasi yang sinergis antara universitas dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, diharapkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi model bagi upaya serupa di masa mendatang. Dengan terus mendukung program imunisasi, masyarakat Surabaya dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari risiko penyakit polio.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id