Sarpras yang dibangun terdiri atas pendampingan, pemantauan dan evaluasi penyediaan di berbagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik (UPP).
Untuk Sarpras kelompok rentan ada 12 jenis yaitu area parkir khusus, guiding block, jalur landai, pegangan rambat, kursi roda (beserta tongkat dan kruk), kursi tunggu prioritas, loket khusus, toilet khusus, area bermain, ruang laktasi, alat bantu difabel rungu, dan alat bantu difabel netra.
“Selain memenuhi standar sarpras ramah kelompok rentan, kami juga melakukan berbagai inovasi pelayanan bagi kelompok rentan berupa Talipena (Tanggap Literasi Penanganan Pascabencana). Layanan ini merupakan layanan berupa trauma healing melalui aktivitas mendongeng dan membaca bagi anak-anak dan orang tua korban bencana,” urainya.
Selain itu, ada layanan Pintarku Keren (Pinjam Antar Buku bagi Kelompok Rentan). Layanan tersebut diberikan kepada kelompok rentan dengan memberikan pinjaman buku.
“Misalnya kelompok lansia di panti wreda dan lain sebagainya,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim, Benny Sampirwanto, menyampaikan perjuangan kaum perempuan Indonesia telah tercermin dalam lambang hari Ibu.
“Lambang itu menunjukkan kasih sayang, kekuatan, kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara,” urainya.
Dia berharap agar moment PHI 2023 ini menjadi pemahaman bersama bahwa PHI adalah milik semua kalangan.
“Sebagai anak, istri, ibu dan teman seperjuangan, tidak lelah menjadi arti dimanapun berada,” tuturnya.
Dia pun mengajak agar seluruh masyarakat terus berkarya agar mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri dan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas diri.
“Sehingga jika perempuan berdaya, anak terlindungi, maka Indonesia pasti maju,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
