BERITABANGSA.ID – LUMAJANG – Pengelolaan Stockpile Terpadu terancam bubar, penyebabnya diduga karena sistem sistem pengelolaan kurang bagus.
Selama ini, stockpile dikelola oleh perusahaan daerah Semeru Kabupaten Lumajang.
Di sisi lain diisukan Perusda Semeru bangkrut. Kompensasi yang dijanjikan ke warga sekitar stockpile di Desa Sumbersuko, Kecamatan Sumbersuko, belum terbayar.
“Dari 2 RW dan 3 RT, sekitar 60 Kepala Keluarga, menagih janji uang kompensasi debu yang selama ini di terima oleh warga Dusun Suko II, Desa Sumbersuko setahun lalu, namun sejak Oktober 2023 lalu, uang kompensasi debu belum dibayar pengelola Stockpile Terpadu dengan alasan dihentikan,” jelas Joni, warga setempat, Kamis (9/11/2023).
Bahkan kata Joni, penyiraman air di jalan Stockpile Terpadu, kini juga dihentikan.
“Beberapa pegawai Stockpile Terpadu juga banyak dirumahkan, karena penyiraman jalan dihentikan polusi udara sangat menggangu warga dan pengguna jalan nasional,” bebernya lagi.
Joni, menilai penyiraman sangat dibutuhkan karena jika dihentikan seperti saat ini akan mengancam kesehatan warga.
“Kita lebih senang ditutup. Soalnya kompensasi yang dijanjikan pun tidak sebanding dengan kerugian yang didapat warga,” ujarnya.
“Mulai dari awal, tuntutan kami seperti itu. Jika tidak bisa memenuhi tuntutan warga, ya jangan beraktifitas. Kalau tidak ada kejelasan berkepanjangan, kami akan demo,” imbuhnya.
Tuntutan warga kata Joni, banyak yang tidak dipenuhi pengelola Stockpile Terpadu, termasuk pengaspalan jalan.
“Jika diaspal, akan mengurangi polusi debu, Kalau tidak yaa, dihentikan saja,” tegasnya.