Ia pun menjelaskan untuk menjadi pemain timnas U-17, perjuangan Afrisal tidaklah mudah. Dimulai dari sejak kecil, yang menggemari olahraga sepak bola.
“Kalau saya lihat perjuangannya memang saya akui sejak kecil ingin menjadi pemain yang terbaik. Jadi dia memang pekerja keras dan ia selalu minta doa dan restu kedua orang tua, itu motivasi nya,” katanya.
Ia berharap ke depannya Afrisal bisa menjadi orang sukses, dan bisa mengejar cita-citanya menjadi pemain timnas kebanggaan masyarakat Indonesia.
“Saya setiap harinya hanya ternak lele saja. Kalau harapan orang tua ya ingin anak saya itu menjadi pemain yang terbaik dan bisa memberi motivasi kepada nanti adik-adiknya,” ujarnya.
Sementara itu, Nur Hidayati ibu dari pemain timnas U-17 Rizki Afrisal menceritakan, perjuangan keluarga dalam mendukung hobi anaknya bermain sepak bola, tidaklah mudah.
Ia mengaku kerap kali, gali lubang tutup lubang untuk memenuhi kebutuhan sarana sepak bola anaknya sebelum menjadi seorang pemain sepak bola profesional seperti saat ini.
“Ya kalau gak punya uang dulu pinjam sama tetangga atau saudara, nanti anaknya minta gini apa sepatu gitu. Bilangnya biasanya bu sepatuku maem suket (Bu sepatu saya makan rumput), terus saya jawab nggih nak ben warek (iya nak biar kenyang sepatunya). Tapi habis itu saya pinjam ke adik itu, pinjam uang untuk beli sepatu gitu,” tutur Hidayati sembari tertawa.
Ia pun berharap dalam laga perdana nanti malam, Afrisal bisa menampilkan permain terbaik sepak bolanya, dan memenangi pertandingan. Karena warga di sekitar rumahnya bakal nonton bareng (nobar) pertandingan piala dunia U-17.
“Semoga lancar dan sukses. Warga di sini nanti nobar bersama-sama tetangga, teman-teman dan keluarga,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id