Peraturan dan UU

Tenaga Pendidik Asal Buduran Laporkan Suaminya ke Polisi Soal KDRT

114
×

Tenaga Pendidik Asal Buduran Laporkan Suaminya ke Polisi Soal KDRT

Sebarkan artikel ini
KDRT
ELS tenaga pendidik asal Kecamatan Buduran menunjukkan bukti laporan Polisi atas kasus dugaan KDRT suaminya

BERITABANGSA.ID – SIDOARJO- ELS (40) warga Kecamatan Buduran, Sidoarjo, akhirnya melaporkan RSA (44) yang tak lain adalah suaminya sendiri ke Polresta Sidoarjo, setelah dua kali mengalami dugaan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

ELS melaporkan perbuatan RSA yang menjabat sebagai perangkat desa (Sekertaris Desa) di desanya itu ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Sidoarjo.

Scroll untuk melihat berita

ELS bertekad dan tidak merasa khawatir kalaupun nantinya akan bisa berujung perpisahan dengan suaminya yang gampang main tangan dan sudah tidak setia itu.

“Saya sudah merasa tidak dihargai sebagai isteri lagi,” kata ELS saat di hadapan wartawan dengan didampingi penasehat hukumnya Roni, SH, Sabtu (4/11/2023).

ELS menjelaskan, kejadian KDRT yang dialaminya bukan kali ini saja, terhitung sudah tiga kali.

Pada 2020 pernah dicekik bagian lehernya dan dilempar sepatu. Usai kejadian kasusnya dilaporkan ke polisi. Namun laporan itu ia cabut karena suaminya berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya di dalam rumah maupun di luar.

“Karena dulu dimediasi pihak polisi dan suami sanggup menjadi lebih baik lagi, akhirnya laporan saya cabut. Tapi setelahnya, saya menilai suami saya masih berkelakuan sama dan tidak berubah,” jelasnya.

Wanita yang berprofesi sebagai guru itu menceritakan, kekerasan yang dialaminya awal bulan lalu itu berawal dari dirinya yang akan berangkat mengajar di pagi hari, mempertanyakan soal uang belanja kepada suaminya.

Namun pertanyaan itu dibalas dengan sikap yang tidak diharapkan hingga akhirnya terjadi cekcok mulut dan bertengkar. Ditanya baik-baik malah bersikap tidak baik. Cincinnya yang dipegang oleh suami, ia rebut, tapi suaminya tetap mempertahankan hingga dirinya terpelanting jatuh memutar.

“Bibir saya sampai biru kena tangan suami karena tidak boleh mengambil cincin saya sendiri. Luka bibir dan tangan saya juga sudah divisum oleh polisi saat laporan,” ungkapnya sambil menunjukkan bagian bibir yang memar.

ELS mengaku, perbuatan suaminya yang tempramen itu muncul setelah dugaan diluar mempunyai hubungan dengan wanita lain.

“Saya sudah mendengar dan melihat kenyataan di luar. Kalau seperti ini, kenapa di pertahankan. Malah suami saya juga koar-koar di luar dan ke banyak orang kalau dirinya sudah tidak harmonis dengan saya lagi,” pungkasnya.

RSA ketika dihubungi melalui ponselnya nomor, tidak memberikan tanggapan. Begitu juga konfirmasi wartawan ini via pesan aplikasi WhatsApp di nomor +62822-3308XXXX juga tidak dibalas.

Sementara, Kepala Desa Dukuh Tengah Kecamatan Buduran H Chusnul A menyatakan dirinya tidak berani memberikan tanggapan soal kasus yang diduga menimpa bawahannya.

“Saya nggak bisa kasih tanggapan. Itu persoalan interen keluarga. Ben (biar) mereka berdua saja yang menyelesaikan,” jawabnya melalui pesan WhatsApp.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *