BERITABANGSA.ID – JEMBER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember bersama DPRD, Polres, Universitas Jember, perwakilan difabel, ojek online, paguyuban PKL, dan asosiasi wartawan setempat berdialog bersama membahas polemik penerapan sistem satu atah (SSA) yang diberlakukan di area kampus.
Uji coba manajemen rekayasa lalu lintas SSA dimulai pada Senin, 2 Oktober 2023, di ruas Jalan Jawa, dengan arah timur ke barat mulai simpang 3 Prosalina hingga bundaran DPRD.
SSA dilakukan pada 2 sesi, yakni pagi pukul 06.00 – 08.00 WIB, dan sore pukul 16.00 – 18.00 WIB, dan berlaku umum (kecuali angkutan kota).
Rekayasa lalu lintas SSA tersebut bertujuan untuk menyamaratakan ekonomi dan mengurai kemacetan, terutama pagi dan sore yang cukup padat kendaraan.
Sayangnya baru beberapa hari berjalan, rekayasa lalu lintas SSA di bawah tanggung jawab Dinas Perhubungan (Dishub) Jember ini sudah menuai pro dan kontra dari masyarakat, diantaranya pedagang kali lima (PKL), ojek online, pengendara, dan lainnya.
Meski begitu, Dishub Jember tetap melanjutkan uji coba ini, bahkan memperluas rekayasa lalu lintas SSA hingga di tiga ruas jalan sekaligus, yakni Jalan Kalimantan, Jalan Mastrip, dan Jalan Riau pada Selasa, 10 Oktober 2023 dengan pola yang sama.
Tak ayal kebijakan tersebut semakin memantik kecaman dari masyarakat, baik secara langsung kepada pihak terkait maupun melalui media sosial.
