Salah satu keistimewaan dari seni Reog, di antaranya di kala Singo Barong bisa mengangkat beban berat, padahal kepala Singo Barong sendiri beratnya antara 50 hingga 60 kg.
Bisa dibayangkan, bagaimana si pemain Singo Barong ini mampu menopang berat alat dan mengangkat beban sambil menari-nari.
Menurut Hariyanto, Ketua 08, Rungkut Mapan Barat (RMB) atraksi Reog ini selain bertujuan mengenalkan kesenian tradisional Jawa Timur kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak.
Hal tersebut juga sebagai edukasi, bahwa Indonesia memiliki seni Reog, warisan budaya nusantara yang Adi Luhung dan telah diakui dunia internasional.
“Pada gelaran ini, kami pengurus RW tidak hanya menghibur warga namun juga ingin mengenalkan kesenian tradisional Reog Ponorogo kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggal kami. Bahwa di negeri ini memiliki seni Reog yang sudah dikenal dan diakui oleh dunia internasional, dan kami berharap agar hal semacam ini bisa dilestarikan,” ungkap Hariyanto, Ketua RW 08 RMB kepada Beritabangsa.id.
Kegiatan atraksi Reog Ponorogo merupakan puncak dari beragam lomba yang digelar sejak pukul 07.00 WIB pagi hingga sore hari, yang dimulai dengan lomba, isi air dalam botol, bowling pakai bola volley, game yes or not, adu pinalti pakai sarung dan lain-lain.
“Ya, kami senang sekali dengan adanya kegian ini. Atraksi kesenian tradisional Reognya cukup bagus. Menarik bagi kami warga dan anak-anak di sini. Yang jelas kami cukup terhibur ya dengan kegiatan ini, apalagi untuk menyemarakkan HUT Indonesia, kami semua menyambut dengan antusias,” ujar salah seorang warga, Mita Aprilia.
Setelah puas dengan hiburan seni Reog warga kembali menyerbu bazar UMKM Merah Putih yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman hasil kreasi warga setempat.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id