Terkini

Gas Elpiji di Jombang Alami Kelangkaan, Ibu Rumah Tangga Dibuat Kelimpungan

170
×

Gas Elpiji di Jombang Alami Kelangkaan, Ibu Rumah Tangga Dibuat Kelimpungan

Sebarkan artikel ini
Elpiji langka
Tampak pemilik pangkalan di Desa Kademangan, Kesamben, Jombang saat menata tabung gas elpiji 3 kilogram. Foto : Faiz

BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Kelangkaan gas elpiji berukuran 3 kilogram di Kabupaten Jombang, tak kunjung teratasi. Warga masih dibuat kelimpungan untuk mencari sejumlah toko yang menyediakan gas elpiji.

Seperti yang dialami Diah Halima (37) warga Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang ini.

Diceritakannya, sudah berjam-jam keliling kampung demi mendapatkan gas elpiji tersebut. Namun alhasil, banyak toko yang sudah kehabisan.

“Sulit banget untuk dicari, ini sudah 3 toko sudah habis semua. Ini yang terakhir juga katanya sudah habis juga,” ujarnya, Selasa (25/7/2022) siang, sembari menghapus keringat panas pada dahinya.

Kendati demikian, tak membuatnya patah semangat untuk mencarinya. Sebabnya, hal itu sangat dibutuhkan untuk memasak di kediamannya. Lantas, ia langsung menemui agen elpiji 3 kilogram di daerahnya.

“Nah pas di agen ini dapat, tapi ya gitu suruh nunggu sabar dulu. Katanya sebentar lagi datang. Tadi ini cari-cari dari toko pertama tidak ada, toko ke dua juga tidak ada dan yang terakhir ini juga tidak ada,” katanya.

Kesulitan mencari gas elpiji itu rupanya sudah dirasakan berulang-ulang kali. Diperkirakan sejak satu bulanan ini, justru tak mengetahui pasti. Hanya saja pihaknya berharap agar pemerintah melalui pertamina, segera ditindaklanjuti.

“Sulit dan ribet Mas, sulit carinya dan ribet cara mendapatkannya. Soalnya sekarang katanya harus pakai fotocopy KTP dan KK. Harapannya ya segera dilancarkan seperti biasanya, jangan langka seperti ini. Karena ini kebutuhan utama juga untuk memasak,” tandasnya.

Di tempat terpisah, adalah Astutik (46) salah satu pangkalan elpiji 3 kilogram dari PT Bintang Djaya Abadi. Warga Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang ini mengaku jika jatah gas elpiji dalam setiap harinya tak menentu.

“Kalau jatahnya tidak mesti setiap hari, kadang 100, kadang 110, kadang 80. Sebenarnya tidak terlalu langka, tapi permintaan masyarakat saja yang meningkat. Seperti contoh warga yang masih belum berlangganan kadang cari ke sini, kami kan bingung, mau dikasih takutnya stok pelanggan sendiri habis. Mau tidak dikasih, kasihan gitu,” ujarnya.

Selain itu, mungkin yang dinilai langka disebabkan dari seringkali telatnya waktu pengiriman barang dari agen ke tingkat pangkalan. Sementara harganya, tetap dibandrol Rp14.500 dari agen dan Rp16 ribu dari pangkalan ke pengecer untuk per tabung.

“Sebenarnya stoknya kurang sih mas, soalnya masih banyak warga miskin sekitar kampung sini yang membutuhkan. Kalau kami sudah tidak melayani warga luar desa, soalnya takutnya itu orang yang memanfaatkan pas momen langka seperti saat ini aja, nanti kedepannya tidak mau beli ke sini lagi. Kalau soal kelangkaan sudah sejak satu bulanan yang lalu, sejak alokasi tanggal merah dari pertamina itu sudah langka,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60