BERITABANGSA.ID – SURABAYA – Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Pekerja Metal Indonesia (SPAI FSPMI) Surabaya menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) di Gedung Remaja Surabaya, Jalan Dukuh Kupang XXV No. 52, pada Minggu (23/07/2023).
Rakercab yang dilaksanakan ini bertujuan sebagai evaluasi terkait kinerja jajaran pengurus dan anggota SPAI Surabaya selama setahun dalam misinya memperjuangkan nasib buruh, terutama yang berada di bawah naungan Aneka Industri.
Mengusung tema “Merajut kembali jiwa solidaritas melalui seduluran selawase” Pimpinan Cabang SPAI FSPMI Surabaya, Slamet Rahardjo, berharap akan ada langkah-langkah baru yang lebih smart dalam menangani berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anggotanya.
“Fokus kita adalah pada kesejahteraan buruh yang selama ini sebagian besar hanya dijadikan sebagai sapi perah oleh pihak perusahaan,” tuturnya.
Rakercab kali ini dihadiri oleh, pimpinan pusat SPAI Jakarta, Bambang Santoso, S.H., Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Surabaya, Jazuli, S.H., Ketua Konsulat Cabang Surabaya FSPMI, Doni Ariyanto, pimpinan cabang serikat pekerja logam Kota Surabaya dan ketua pimpinan unit kerja (PUK) FSPMI Se Surabaya Raya.
Dalam sambutannya, Pimpinan Pusat SPAI, Bambang Santoso berharap agar dengan adanya evaluasi dalam rakercab ini ke depan bisa menjadi lebih baik lagi.
Bambang menjelaskan, permasalahan buruh dengan adanya omnibus law, posisi kaum buruh makin lemah, dan hal tersebut menjadi PR bagi seluruh pengurus SPAI dan jajaran beserta anggotanya.

Dari hasil rakercab, menurut Slamet Rahardjo, menghasilkan rekomendasi dan kesepakatan bahwasanya ketika ada kasus ketidakadilan terhadap buruh di bawah naungan SPAI diselesaikan secara musyawarah mufakat.
Namun bilamana ada banding hingga tingkat kementerian, maka harapannya adalah adanya tindak lanjut dan penanganan dari DPP.
“Jadi intinya, setiap kasus yang regulasinya sampai ke tingkat pusat, harapannya akan ada tim khusus yang dibentuk DPP untuk membantu mengomunikasikan pada pihak terkait,” tandasnya.
Pada acara ini juga SPAI Surabaya menghadirkan penampilan tari Remo Gagrak sebagai bentuk kepedulian pada budaya Nusantara, khususnya budaya Jawa Timur.
Seperti apa yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Akirul, wong jowo ojok ilang jawane yang hakekatnya adalah orang Jawa jangan sampai melupakan budayanya.
“Maka dari itu tema hari ini ada bahasa jawanya, yaitu “Seduluran selawase” dan ada tari Remo juga, agar kita bisa tetap menjaga budaya Jawa, sebagai salah satu kearifan lokal,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id