“Stok elpiji 3 kilo an ada penurunan banyak, sementara permintaan banyak, jadi tidak bisa tercover semua. Dari tanggal merah minggu lalu, kan aturan baru pengiriman libur. Kalau dulu kan satu minggu libur sekali, kalau saat ini tiap tanggal merah ya libur. Mungkin itu faktornya, kalau gak itu katanya mau ada aturan baru,” bebernya.
Maulana mengaku jatah stok dari tiap pangkalan juga sudah berkurang. Misalnya, yang biasa dijatah 20 hingga 30 per hari, kini jadi 10 tabung per hari.
“Rebutan ya, jadi saya diminta 10 tapi saya kasih lima, ada yang pesan 15 tapi saya kasih 7, jadi intinya tidak bisa terpenuhi. Kalau harapannya, ya segera ditindaklanjuti. Semoga cepat kembali lancar dan normal,” tandasnya.
Di tempat lain, Ike Fifianti, pangkalan elpiji di Jalan Hasyim Asy’ari, Kecamatan/Kabupaten Jombang, mengaku belum tahu pasti penyebab kelangkaan.
Perempuan 41 tahun ini menceritakan mulanya banyak warga kesulitan mendapat elpiji 3 kiloan.
Dia sadar stok barang kurang, tidak mencukupi kebutuhan warga.
“Oh belum ini Mas, kalau dengar ya iya sih katanya
banyak warga mulai kesulitan cari gas elpiji di toko-toko pedagang itu. Saya mau ngasik takutnya agen atau pangkalan tersinggung, soalnya punya pelanggan setia sendiri Mas,” kata Ike.
Setiap harinya, ia tidak ada pengurangan stok barang elpiji 3 kilogram.
Dia mengaku tetap dikirim 100 tabung elpiji per hari. Hanya saja jumlah itu, tak mencukupi semua pelanggannya.
“Saya rasa tidak ada pengurangan Mas. Kurang tahu soal kelangkaan gas elpiji 3 kilogram itu sebab apa. Mungkin karena libur panjang kemarin Mas, jadi stok barang habis. Kalau gak gitu mungkin karena akan ada aturan baru,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
