Di sisi lain juga memiliki kemampuan membangun bisnis dengan pemanfaatan teknologi digital. Serta mampu berkompetisi jika akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Plt Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi merinci pelatihan 1000 santri digipreneur 2023 ini terbagi dalam 7 batch yang akan dilaksanakan pada Mei hingga November.
Beberapa narasumber yang digandeng pun berasal dari UNUSA, ITS, Universitas Ciputra Surabaya, IT Telkom Surabaya, PT Lelunvan Amarta Indonesia dan Founder Kawakibi sebagai praktisi UMKM.
Program 1.000 santri OPOP Digipreneur tahun 2023 ini, kata Wahid, merupakan implementasi program OPOP khususnya pilar santripreneur. Di mana tiga pilar tersebut meliputi, santripreneur, pesantren preneur, dan sosioprenueur.
Sebelumnya, Dindik Jatim juga telah berkolaborasi dengan OPOP sejak 3 tahun lalu, tepatnya 2021 melalui program Bhakti SMK OPOP.
Pada program tersebut SMK-SMK di Jatim dengan kompetensi keahlian yang dimiliki memberikan pelatihan kepada santri ponpes anggota OPOP yang ada disekitar sekolah. Setiap tahunnya ada 9 Pondok Pesantren dengan masing-masing 10 santri yang sudah dilatih oleh 9 SMK di Jatim.
“Setelah mendapat pelatihan diharapkan santri dapat menggunakan keterampilan untuk melengkapi keilmuan yang diperoleh di ponpes sekaligus menularkan kepada santri lain,” terangnya.
Di sela-sela acara Kick Off Program 1000 santri OPOP Digipreneur 2023 yang digelar secara virtual pada Kamis, 13 Mei 2023 dan dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Sekjen OPOP Jawa Timur, M Ghofirin menyampaikan rasa bangga dan optimis bahwa Santri di masa depan akan mampu menjadi penyedia lapangan kerja, bukan hanya sebagai pencari kerja.
“Saya yakin Jawa Timur akan semakin makmur dengan kiprah para santri dan alumni pondok pesantren. Melalui program pelatihan ini insyaallah akan lahir wirausahawan baru di Jawa Timur,” tegas Ghofirin.
>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id