Masjid Jogokariyan terdiri dari empat lantai. Selain sebagai tempat ibadah, dua lantai bagian atas merupakan fasilitas baru usaha masjid hasil dari ekstensifikasi wakaf.

Dua fasilitas tersebut adalah Hotel Masjid Jogokariyan dan Aula Islamic Center Jogokariyan.
Hotel Masjid Jogokariyan berada di lantai 3 Islamic Center Masjid Jogokariyan. Hotel ini memiliki 10 kamar berfasilitas bintang tiga.
Dari pengelolaan lahan tersebut, Masjid Jogokariyan Yogyakarta mampu mandiri dan memberikan berkah bagi masyarakat sekitar.
Pemberdayaan ekonomi lain adalah merintis program agen bisnis berbasis ternak menggandeng petani sekitar masjid dan hafidz.
Manajemen masjid membekali mereka dengan hewan ternak seperti sapi dan kambing untuk kemudian digunakan sebagai modal usaha sehingga terwujud program pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dengan demikian, kata Ustaz M Jazir, masjid bisa menjadi sumber kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan masjid sebagai wakaf progresif. Sehingga, masjid bukan hanya sekadar mandiri namun juga memberkahi.
Ustaz Muhammad Jazir menjelaskan, pada awalnya Masjid Jogokariyan hanya mengandalkan infak Jumat sebagai sumber utama pendanaan.
Kemudian berkembang menjadi gerakan infak jamaah mandiri dengan tujuan menciptakan jemaah yang mampu mandiri secara finansial.
Gerakan tersebut sukses menaikkan infak masjid tiap pekan hingga 400 persen melalui manajemen pengelolaan terukur sehingga mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat dan kesejahteraan umat. Karena tidak terasa terjadi subsidi silang bagi kemandirian umat.
Antara lain meliputi kegiatan pembinaan spiritual rutin hampir setiap hari, optimalisasi peran pendidikan dan sosial dengan menghadirkan perpustakaan umum, bimbingan belajar bagi para siswa dengan tujuan mendorong jemaah remaja untuk menempuh pendidikan formal sampai jenjang perguruan tinggi hingga bantuan beasiswa bagi anak kurang mampu. Anggaran beasiswa dialokasikan dari zakat mal.
Selanjutnya adalah pelayanan kesehatan melalui kehadiran poliklinik masjid. Kebersihan lingkungan masjid juga menjadi pendukung terciptanya kesehatan, berikut pembagian gizi seperti snack dan susu dan layanan pemeriksaan gratis bagi jemaah maupun warga sekitar.
Masjid Jogokariyan Yogyakarta juga melakukan pemberdayaan ekonomi yang dikoordinasikan oleh Biro Perekonomian Masjid melalui program pelatihan kewirausahaan, bantuan modal, kemitraan, pendampingan usaha dan bantuan jaringan pemasaran.
Masjid Jogokariyan memiliki program baitul mal dengan memberikan pinjaman modal, pelunasan hutang pokok bagi jemaah yang benar-benar tidak mampu membayar, renovasi rumah jemaah hingga membagikan ratusan sembako.
Ustaz Muhammad mengakui, selama ini belum ada sinergi antara masjid dan pemerintah. Sehingga muncul dewan masjid untuk mengoptimalkan peran masjid dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
Menurutnya, masjid dibagi menjadi tiga kelompok. Masjid Perjuangan, Masjid Berdaya (masjid yang mampu memberikan kesejahteraan marbot lewat infaq) dan masjid pemberdayaan yang bisa mengentaskan 40 KK dari kemiskinan setiap 5 tahun melalui berbagai program.
“Insya Allah Indonesia bisa mengentaskan program kemiskinan,”tutupnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id