Pendidikan

5 Pelajar Asal Jatim Torehkan Prestasi, Raih Dua Penghargaan di Ajang Bangkok IPITEx

356
×

5 Pelajar Asal Jatim Torehkan Prestasi, Raih Dua Penghargaan di Ajang Bangkok IPITEx

Sebarkan artikel ini
IPITEx

Sementara itu, Muhammad Rezqy Agung menjelaskan, kelebihan dari inovasi ini adalah tetap memperhatikan privasi orang tua. Sebab, inovasi EMS-AI dapat berfungsi tanpa harus menggunakan kamera pengawas alias CCTV.

“Kami membuat sistem pengawasan orang tua yang terhubung dengan aplikasi sehingga kegiatan mereka di rumah dapat dimonitor dari jarak jauh. Kendati demikian, sistem pengawasan ini tetap mengedepankan privasi orang tua dengan tidak memasang kamera pengawas atau CCTV,” jelas M Rezqy Agung.

banner 300600

Untuk menciptakan sistem pengawasan ini, Rezqy bersama timnya membuat perangkat dengan empat sensor khusus. Di antaranya ialah sensor gerak, sensor suhu, sensor pintu dan sensor detak jantung. Dari sensor yang membaca data aktifitas orang tua di rumah. Dari data yang tersimpan di data base, sistem AI mengelolanya sebagai kebiasaan rutin orang tua.

“Pengambilan data kebiasaan itu dilakukan antara tiga minggu sampai satu bulan. Data tersebut akan dikelola dengan sistem AI dan dijadikan sebagai data kebiasaan hidup. Selanjutnya, selama sistem pengawasan beroperasi, EMS-AI akan terus menyimpan data kebiasaan hidup orang tua secara update,” jelas Rezqy.

Berdasarkan data kebiasaan tersebut, sensor akan merespon jika orang tua melakukan kebiasaan yang berbeda. Misalnya kebiasaan tidur orang tua yang sehari-hari dilakukan mulai pukul 22.00. Jika lebih dari 22.00 orang tua belum istirahat di kamar maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke keluarga yang memegang aplikasi sistem monitoring.

“Sehingga melalui alat ini kita dapat mengetahui jika terjadi sesuatu diluar kebiasaan yang dilakukan orang tua,” ujar siswa kelas X tersebut.

Rezqy menceritakan, inisiatif terciptanya inovasi ini karena sejumlah peristiwa yang dialami orang tua jompo tanpa keluarga. Untuk itu, sistem ini dibuat demi menghindari hal-hal vital yang tidak ingin terjadi pada orang tua. “Alat ini masih kompatibel untuk diaplikasikan di rumah dengan jumlah satu orang tua. Sehingga belum bisa diaplikasikan untuk panti jompo dengan banyak orang tua,” jelas putra sulung Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai tersebut.

Lebih lanjut Rezqy menyampaikan, alat tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan hingga untuk dipasarkan. “Dalam kompetisi itu harganya kita tawarkan sekitar USD 260,” sambung Rezqy.

Untuk diketahui, Bangkok IPITEx digelar dalam Thailand Inventor Day (TID) selama empat hari pada 2 – 6 Februari 2023. Peserta yang mengikuti ajang ini berasal dari 24 negara seperti Botswana, Canada, China, Croatia, Egypt, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Laos, Malaysia, Philippines, Poland, Romania, Russia, Saudi Arabia, Singapore, South Korea, Sudan, Taiwan, The United Arab Emirates, The united Kingdom, dan Vietnam.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *