Ekonomi dan Bisnis

Communal Branding Kopi Jatim Berbuah Ekspor Perdana ke Mesir

160
×

Communal Branding Kopi Jatim Berbuah Ekspor Perdana ke Mesir

Sebarkan artikel ini
Communal Branding
Gubernur Khofifah melepas mobil berisi kopi yang akan di ekspor ke Mesir

Untuk itu, upaya communal branding pada sektor pertanian ini menjadi solusi menjawab 4K kendala koperasi dan UKM, yakni kualitas, kuantitas, kontinyuitas, dan kemasan.

“Skema communal branding ini menjadi terobosan baru dari Pemprov Jatim untuk menjawab masalah kontinyuitas produk jika bersentuhan dengan pasar luar negeri, karena stok produk akan ditopang oleh lebih dari satu pelaku usaha,” katanya.

Menurutnya, skema communal branding ini dapat mendorong terwujudnya desa devisa dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk complementer. Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ke depan, ia pun optimis pengembangan skema communal branding ini bisa dikembangkan sektor-sektor lainnya seperti industri pengecoran dan kerajinan logam serta kerajinan kayu. Contohnya seperti terakota, gerabah, dan produk lukisan.

“Untuk perdana masih komoditas kopi, tapi selanjutnya akan dikembangkan untuk komoditas lain seperti produk perikanan, perkebunan, bahkan fashion hingga produk kuliner,” katanya.

Untuk itu, berbagai upaya dalam melakukan communal branding ini terus dilakukan. Caranya dengan melakukan pemetaan baik potensi produk, kesiapan pelaku UMKM, sampai target market atau pasarnya.

Tentunya komoditas itu harus memiliki potensi baik dari sisi produksi dan pasar. Terutama komoditi yang memiliki pasar luas di luar negeri.

“Dari sisi merek akan terus dikawal, baik yang sudah ada maupun yang baru, dengan membangun dialog dan kesepakatan antar pelaku. Dengan communal branding, maka perencanaan produksi menjadi lebih terarah karena market sinyalnya telah ada sehingga alokasi sumberdaya menjadi lebih efisien,” katanya.

“Semoga ikhtiar Pemprov Jatim ini dapat mendorong Koperasi UKM dapat naik kelas dan go global. Dan memperluas pasar ekspor guna memandirikan masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Jatim sebagai produsen kopi terbesar V di Indonesia setelah Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh.

Jumlah produksi kopi Jatim mencapai 9,7 persen dari total kopi Indonesia dari luas tanam perkebunan pada 2021 seluas 113,470 hektare dengan produksi 69.570 ton.

Data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) menyebutkan, ekspor kopi Jatim sepanjang Januari—Juli 2021 secara volume telah mencapai 44.992 ton dengan nilai 90,29 juta US dollar.

Dari total ekspor itu ada 1.805 ton adalah kopi Arabika, 30.832 ton untuk jenis Robusta, dan 12.283 ton kopi olahan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60