Menurut Bung Karno, jika HMI bubar, NU bisa beruntung dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII akan semakin besar.
Kenyataan itu tak boleh menghalangi kita sebagai bangsa untuk melihat dan membaca beragam referensi dan versi sejarah Gestapu, agar lebih objektif dan ilmiah. Sejarah G-30-S/PKI versi Orde Baru memang ditentang Bennedict Anderson dan Ruth McVey yang kemudian dikenal dengan “Cornel Paper”.
Pada bulan Januari 1966, Anderson dan Ruth McVey menyatakan bahwa Gestapu, Gestok atau G-30-S adalah murni persoalan Intern Angkatan Darat, yaitu pemberontakan perwira asal Kodam Diponegoro yang kesal melihat perilaku para jenderal SUAD yang hidup berfoya-foya di Jakarta. Perwira asal Jateng itu mengajak personel Angkatan Udara dan PKI dalam operasi mereka.
Kesimpulan Anderson membuat tentara marah dan Anderson harus dicekal tidak boleh masuk Indonesia.
Saya tidak yakin terhadap kesimpulan Anderson dan Ruth McVey yang mengatakan peristiwa itu semata-mata persoalan Intern Angkatan Darat, sebab terdapat unsur PKI seperti Sjam dan Pono yang ikut terlibat. Setidaknya keraguan terhadap Anderson itu ditulis dalam versi mutakhir G-30-S oleh Asvi Warman Adam.
Saya juga meragukan kalau Madura Connection seperti Dul Arief, Boengkoes, Djahurup, dan lain-lain tergerak untuk melakukan langkah seradikal itu hanya dengan alasan kesal terhadap perilaku para jenderal yang hidup berfoya-foya di Jakarta. Meski saya juga mengecam kejahatan itu, apapun motifnya.
Saya lebih yakin, trio Madura itu adalah korban propaganda.
Tjakrabirawa itu pasukan gabungan yang bertugas khusus menjaga keamanan Presiden.
Namun, di sisi lain, menurut Letnan Kolonel Udara (Purnawirawan) Heru Atmodjo yang juga berdarah Madura, sebagaimana konfirmasi Tempo, bahwa ternyata, Dul Arief adalah anak angkat Ali Mortopo, Intelijen Soeharto waktu itu.
Atas dasar itu, saya rasa tidak mudah mengambil kesimpulan perihal tragedi Gestapu. Sebagai anak bangsa, milenialis harus membaca ulang sejarah berdarah Gerakan 30 September itu. Yakin Usaha Sampai [*]
*Penulis adalah Direktur LKBH IAIN Madura
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi beritabangsa.com
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com