Yang menculik dan menembak mati Mayor Jenderal M.T. Harjono adalah Bongkoes, komunitas Madura. Mayat Jenderal itu lalu ia serahkan pada Dul Arief di Lubang Buaya. Letnan Satu (Lettu) Dul Arief adalah pimpinan kesatuan tentara yang menculik para jenderal. Menurut Anderson, Dul Arief adalah serdadu yang juga berdarah Madura.
Fakta menarik versi Anderson, hampir semua serdadu yang diperintah menculik itu berdarah Madura, termasuk Djahurup yang juga anggota Tjakra, begitu pula pimpinan lapangan penculikan, Dul Arief.
Trio Madura: Dul Arief, Djahurup dan Bongkoes diketahui berada dalam satu batalion 448 Kodam Diponegoro.
Ben menemukan fakta bahwa ternyata, Bongkoes dan Dul Arief telah saling mengenal sejak tahun 1947 ketika mereka tergabung dalam Batalion Andjing Laut di Bondowoso. Karir Bongkoes dimulai sejak revolusi di Batalion Semut Merah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) tahun 1945 di Situbondo.
Bongkoes mengatakan pada Ben bahwa Dul Arief adalah kawan sehidup semati.
Yang aneh menurut Anderson, kelompok Madura Connection, khususnya Dul Arief dan Djahurup tidak pernah disidang. Mereka hilang, lenyap entah kemana setelah tragedi Gestapu.
Hanya Kopral Hardiono selaku bawahan Dul Arief yang disidang di Mahkamah Militer Luar Biasa pada tahun 1966. Kopral Hardiono dituduh bertanggungjawab terhadap penculikan para Jenderal. Sementara Dul Arief dan Djahurup aman-aman saja dan lepas dari jerat hukum.
Gestapu atau Gestok menurut Soekarno, adalah peristiwa kelam Republik Indonesia.
Potret libido politik yang liar, kejam, sadis dan banal dengan beragam versi. Tragedi itu harus kita maknai sebagai kejahatan politik, meski versinya tidak tunggal.
Saya menolak percaya pada sumber tunggal, meski telah nyata PKI yang ngotot menghancurkan dan membubarkan Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI dengan menghasut Bung Karno.
Bung Karno menilai HMI kerap bersikap anti revolusi dan radikal. Meski kemudian, berkat sebagian peran KH. Saifudin Zuhri, HMI batal bubar.
Soekarno sempat menyatakan alasan HMI akan dibubarkan karena menilai HMI adalah adalah anak-anak Masyumi. Sikap HMI dinilai seperti bapaknya, reaksioner.