Khusus Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim ini menggandeng BPS Jatim di 25 pasar di Jawa Timur sampling BPS.
“Dari Rp257 miliar itu salah satunya untuk operasi pasar jadi sampling BPS. Kita ingin menguatkan masyarakat melalui program penguatan daya beli,” jelasnya.
Program ini terus dievaluasi setiap pekan soal dampak dan pengaruhnya, oleh BPS Jatim.
Program mengendalikan inflasi ini menjaga stabilisasi dan pengendalian inflasi di Jawa Timur.
“Kita berharap daya beli masyarakat terus dikendalikan secara bertahap kesejahteraan masyarakat terjaga, dan berseiring dengan ridho Allah,” imbuhnya.
Direktur Utama PT JGU Mirza Muttaqien mengapresiasi Gubernur Khofifah yang melibatkannya dalam operasi pasar lumbung pangan Jatim ini.
Kelebihan progran ini ada sharing beban pembiayaan. Pembelian komoditas sinergi BUMD, PT JGU dan PT Bank Jatim. Ongkos angkut dan operasional ditopang APBD Jatim.
“Di setiap titik pasar disediakan komoditas dengan harga yang lebih murah dari harga pasar karena sebagian besar komponen dibiayai oleh APBD Pemprov Jatim,” ucap Mirza.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan, mengatakan terkait inflasi, pengeluaran masyarakat yang paling bergejolak adalah bahan makanan, volatile food.
Ia mengatakan strategi Gubernur Khofifah menggelar operasi pasar dan pasar murah untuk menahan gejolak harga adalah langkah tepat.
Pasalnya dengan langkah tersebut akan mampu menciptakan daya beli masyarakat. Ia mengungkapkan naiknya harga BBM pada 3 September yang lalu berdampak pada inflasi di Jawa Timur.
“Sangat tepat program dari ibu Gubernur bagaimana agar pengendalian harga ini dan daya beli masyarakat bisa tercipta,” kata Dadang Hardiwan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com
