Tak itu saja, Gus Fahmi ini memastikan di pesantren sudah dihapus hukuman fisik kepada santri nakal.
Dipastikan pesantren bahwa akan selalu terbuka, menerima komplain jika tidak sesuai aturan yang berlaku.
“Kan di pesantren itu ada santri yang melanggar aturan. Sanksinya sekarang sudah tidak ada hukuman fisik, namun diganti dengan karantina tidak boleh keluar pondok beberapa hari , terkadang nulis surat Yasin. Dan kami akan terus mengawal komplain dari orang tua santri, jika ada,” katanya.
Kasus yang menimpa Ponpes Darussalam Gontor sudah jadi perhatian publik. Menurut Gua Fahmi, ada hikmah besar dari peristiwa itu.
Salah satunya, pengurus pesantren tidak memiliki kewenangan powerful soal penertiban para santri.
“Tiap peristiwa, pasti ada sesuatu yang bisa kita ambil hikmahnya. Jadikanlah pesantren tempat yang ramah, dan nyaman bagi santri. Sehingga orang tua tidak khawatir, untuk menitipkan anaknya di pesantren. Dan pesantren harus selalu terbuka kepada siapapun,” tegasnya.
“Ustaz dan ustazah di pesantren ini tentunya di asrama putri, saya minta jangan menjaga jarak dengan santri. Supaya mereka menjadi orang tua, seperti kakak bagi para santri. Dan kami akan berusaha semaksimal mungkin, menjadi jujukan para orang tua untuk menjaga anak-anak mereka dari pergaulan bebas,” lanjutnya.
