Daerah

HUT RI, Repdem Kota Malang Gelar Diskusi Budaya dan Pentas Naskah Teater Bung Karno

60
×

HUT RI, Repdem Kota Malang Gelar Diskusi Budaya dan Pentas Naskah Teater Bung Karno

Sebarkan artikel ini
Repdem
Ketua Repdem Kota Malang Dimas Novib Septinov

BERITABANGSA.COM-MALANG- Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 77, Relawan Perjuangan Demokrasi Kota Malang menggelar dua acara diskusi budaya “Bung Karno Bapak Teater Modern Indonesia” dan pentas naskah teater Bung Karno.

Ketua Repdem Kota Malang, Dimas Novib Septinov mengatakan, pihaknya dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 77 ini menampilkan dua kegiatan, diskusi budaya oleh para pemuda di Kota Malang, 24 Agustus dan dilanjutkan pementasan pada 30 Agustus 2022.

Scroll untuk melihat berita

“Kenapa kami ingin memperkenalkan Bung Karno sebagai tokoh politik ideologis dalam diskusi dan pentas nanti. Soekarno juga sukses sebagai penulis naskah, sutradara, manajer, dan sekaligus produser dari kelompok sandiwara itu,” kata Dimas Novib di gedung Dewan Kesenian Malang, Kamis (25/8/2022).

Dimas menambahkan, Bung Karno, dalam masa pengasingannya di Bengkulu pada 1938 hingga 1942, setiap harinya sang proklamator mengisi harinya dengan menulis naskah Tonil, atau drama teater.

Tonil berasal dari bahasa Belanda, yang artinya ‘pertunjukan’. Istilah tonil sendiri cukup populer saat penjajahan Belanda di Indonesia.

“Jadi kita mengenal sosok Bung Karno tidak hanya sebagai politikus yang handal, tokoh pejuang kemerdekaan, namun dibalik itu Bung Karno seorang penulis yang hasil karyanya sudah banyak beredar, dan kemaren dalam diskusi budaya kami mengupas tuntas hasil karya tulisan Bung Karno,” jelas Dimas.

Untuk Produksi Pementasan 30 Agustus, Dimas Novib, dari sekitar 12 naskah teater Bung Karno, pihaknya memilih judul Chungking Djakarta untuk dipentaskan di Gedung Kesenian Gajayana, Kota Malang.

“Dalam pentas nanti (30/8), kami akan pilih naskah teater Chungking Djakarta karena unik saat itu dipentaskan ketika menjadi tahanan di Bengkulu,” bebernya

Dalam pentas nanti, para pemainnya dari kelompok teater, dengan harapan kami akan menyajikan ulang pementasan secara utuh dan bagaimana Bung Karno pada saat dahulu mementaskan.

“Itu salah satu tujuan kami merawat pemikiran bung karno, kalau buku politiknya banyak dibaca, tapi gagasan beliau dalam kesenian belum banyak diketahui,” pungkasnya.

Pementasan Tonil atau Teater dengan naskah Chungking Djakarta, disutradarai oleh seniman teater senior Doni Kus Indarto dan maestro musik klasik Ugik Arbanat bersama kelompok musik Soegeng R di Gedung Kesenian Gajayana Malang

Pertunjukan Tonil, berbeda dengan pertunjukan teater modern. Musik Toneel identik dengan musik gambus, dan pemusik berada di depan panggung, sementara untuk pergantian adegan menggunakan selambu besar tanpa lighting.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *