Sosial

LPBI NU Berdiskusi, Beri Pemahaman Masyarakat dalam Hadapi Bencana

50
×

LPBI NU Berdiskusi, Beri Pemahaman Masyarakat dalam Hadapi Bencana

Sebarkan artikel ini
LPBINU
Ubaidillah Sadewa Fasilitator Gladi Ruang / TTL LPBI NU Pusat saat menyampaikan materi di Desa Plumbungan Sukodono

BERITABANGSA.COM-SIDOARJO- Penanggulangan bencana dan perubahan iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Sidoarjo menggelar table top exercise atau gladi ruang di Balai Desa Plumbungan, Sukodono Sidoarjo, Minggu (14/08/2022) malam.

Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman, penyempurnaan, dalam program ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, melalui teknik latihan berbentuk diskusi.

Di Kabupaten Sidoarjo ada dua desa yang mendapat program PKMM CBA, yaitu desa Plumbungan dan Desa Sidodadi, Kecamatan Taman. Program ini merupakan hasil kerjasama dengan Australia.

Ubaidillah Sadewa, tim program PKMM-CBA LPBI PBNU mengatakan, melalui gladi ruang ini diharapkan para aktor di Desa Plumbungan bisa menyiapkan diri dan meningkatkan kapasitas apabila nanti terjadi bencana alam.

“Misalkan nanti terjadi bencana alam, seperti banjir, puting beliung dan lainnya, warga ini bisa menyiapkan dirinya sesuai dengan peran masing-masing. Sehingga tidak sampai terjadi kepanikan, karena mereka sudah paham SOP penanganan bencana,” kata Ubaidillah Sadewa kepada Beritabangsa.com.

Ubaidillah menambahkan, program ini merupakan tahun kedua, setelah sebelumnya fokus pada penanganan Covid-19. Dalam menangani bencana tidak bisa dilakukan seorang diri, butuh kordinasi dan kerjasama yang baik, khususnya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

“Saya berharap dengan pelatihan ini bisa memberikan wawasan kepada masyarakat hal apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu saat terjadi bencana. Dua desa yang dipilih ini memiliki potensi bencana banjir, puting beliung maupun kebakaran. Maka dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Desa Plumbungan, Afif Husni mengatakan, peserta dari kegiatan ini terdiri dari BPD, RT-RW, dokter, bidan, karang taruna, Ansor-Fatayat dan ormas lainnya yang nanti dapat memberitahu anggota atau masyarakat Plumbungan terkait kebencanaan.

“Kami tahu, tidak ada yang menginginkan terjadinya bencana. Tapi, kita harus tau cara menangani bencana, sehingga jika sewaktu-waktu ada bencana nyawa dan harta kita lebih mudah diselamatkan,” ujarnya.

Afif menceritakan, sejak 1962 Desa Plumbungan memang beberapa kali mengalami banjir, puting beliung dan kebakaran, dan ini yang terus kami evaluasi dan antisipasi jangan sampai terjadi lagi.

“Secara khusus kami ingin menyampaikan terimakasih kepada LPBI NU yang telah memberikan pendampingan mulai penanganan Covid-19 tahun lalu hingga gladi ruang bencana alam. Melalui program ini kita bisa memanage SDM yang ada di desa untuk tetap siaga dan bisa hidup rukun,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *