Sosial

Pengidap Saraf Otak di Jombang Ini Bercita-cita Jadi Dokter

54
×

Pengidap Saraf Otak di Jombang Ini Bercita-cita Jadi Dokter

Sebarkan artikel ini
Ainur Syifa pengidap saraf otak di Jombang bersama ibunya
Foto: Ainur Syifa pengidap saraf otak di Jombang bersama ibunya

BERITABANGSA.COM-JOMBANG– Ainur Syifa adalah seorang gadis asal Dusun Kemambang, Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang yang kini berusia 11 tahun ini salah satu pengidap saraf otak .

Putri semata wayang Suryati (52) ini, meski demikian memiliki mimpi seperti lazimnya anak di usia belia. Ainur Syifa pengidap saraf otak itu pun mengaku ingin bisa sekolah hingga kelak nanti menjadi dokter gigi.

Scroll untuk melihat berita

“Ingin jadi dokter gigi, ingin sekolah,” ujar Syifa, Sabtu (13/8/2022) siang.

Kalimat itu tak jarang diungkap Syifa di waktu tertentu saat bersama ibundanya ini. Dia pun tetap asyik meski harus ditinggal pergi sebentar saja oleh ibundanya, dengan bermain bersama hewan ternak kesukaannya.

“Sendiri, main sama ayam,” singkat Syifa.

Sementara, Suryati menceritakan bahwa anaknya, Syifa mengutarakan mimpinya untuk sekolah dan menjadi seorang dokter.

“Kala itu nonton TV dan yang ditonton menggambarkan sekumpulan polisi lalu menampilkan seorang dokter saat menangani pasien di rumah sakit,” ujar Suryati.

“Syifa ini tersenyum sendiri. Kemudian saya tanyakan, emang Syifa ingin jadi Polisi? Lantas Syifa jawab, tidak. Ingin sekolah dan jadi dokter,” imbuh Suryati.

Menanggapi impian Syifa yang tinggi, Suryati mengaku tak patah semangat untuk tetap menemani, mendukung impian sang buah hatinya. Namun dirinya dilanda kekhawatiran biaya dalam menyekolahkan anaknya.

“Kemarin itu ada tawaran bantuan sekolah gratis, tapi di Bojonegoro. Dan saya tidak bisa jauh-jauh dari Syifa, begitu pun dia, dia butuh saya untuk selalu di sampingnya. Sementara saya juga tidak bisa meninggalkan rumah ini, karena usaha saya di sini,” jelas Suryati, berkaca-kaca.

Kini, ia lebih memilih menemani dan mengajari Syifa di rumah. Ilmu agama mulai diperkenalkan, semisal membaca huruf hijaiyah dan dengan sabar mengajari membaca huruf dan angka.

“Mau sekolah bagaimana sudah besar begini, dan tidak bisa jauh-jauh dari saya. Jadi ya saya ajari di rumah saja,” katanya.

Kendati demikian, Suryati hanya bisa berharap anaknya sehat dan sembuh dari penyakitnya.

“Harapannya bagaimana bisa sehat, lekas sembuh. Saya yakin Allah memilihkan yang terbaik untuk Syifa. Termasuk bagaimana anaknya bisa sekolah dan tidak jauh dari sampingnya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *