Terkini

Pungli BLT Migor, Perangkat Desa Gumulan Jombang Didemo Warga

60
×

Pungli BLT Migor, Perangkat Desa Gumulan Jombang Didemo Warga

Sebarkan artikel ini

BERITABANGSA.COM-JOMBANG- Sedikitnya 75 warga Desa Gumulan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, penerima bantuan langsung tunai (BLT) dipungli oknum perangkat desa setempat. Warga pun mendemo oknum perangkat desa setempat, Kamis (9/6/2022) di halaman kantor desa, pukul 11.00 WIB.

Dengan membawa sejumlah poster berisikan protes, belasan warga ini juga berteriak meminta perangkat desa setempat segera keluar untuk menemui pengunjuk rasa.

Scroll untuk melihat berita

Koordinator aksi Ahmad Syahril mengatakan, aksi itu dilakukan untuk menanyakan aksi pungli terhadap warga penerima BLT Migor oleh perangkatnya. Tak hanya sekali, aksi tersebut sudah dilakukan dua kali.

“Iya aksi ini (Pungli BLT Migor, red) sudah dilakukan dua kali. Yang pertama itu bantuan 600 ribu dipotong 100 ribu, kemudian yang ke-dua ini bantuan 300 ribu dipotong 25 ribu,” ujarnya kepada awak media.

Dua perangkat desa itu, dalam aksinya dikatakan tak bergerak sendiri. Sebagai otak, kata Ahmad, oknum tersebut merintah RT dan RW-nya untuk mengambil uang di rumah warga.

“Kepada kami ya meminta uang hasil bantuan itu, dengan alasan katanya untuk uang listrik PJU. Maka dari itu, dalam aksi ini kami minta penjelasannya dan memutuskan kepada dua perangkat yang sudah jelas-jelas melakukan pungli,” jelasnya.

Karena tak kunjung ada titik terang dan massa juga masih belum ditemui, lantas warga mendesak pihak Kecamatan Kesamben untuk menindak tegas oknum perangkat desa yang melakukan pungli tersebut.

“Kami minta berdua itu dipecat atau dicopot dari jabatannya, karena sudah membuat malu dan mencoreng nama desa,” pungkasnya.

Hingga pukul 12.15 WIB, massa masih terlihat bertahan di balai desa. Namun, dua perangkat yang didemo itu tak juga memperlihatkan batang hidungnya.

Tak selang beberapa lama, di lokasi yang sama hanya terlihat Harun, Sekdes Gumulan yang menemui warga. Namun, saat dikonfirmasi, ia memilih bungkam dan tak memberikan keterangan.

“Kami hanya fasilitasi (untuk kebenaran pungli,Red) kita tidak bisa jawab, takut salah nanti,” jelas singkat sekdes setempat.

Karena sudah lama tak kunjung ada titik terang, warga mulai merasa makin resah dengan sikap perangkat desa setempat. Matahari pun membakar massa, tak jarang wajah dan tubuhnya terlihat bercucuran keringat.

Sehingga tak selang beberapa lama kemudian, satu persatu warga mulai meninggalkan lokasi. Belasan warga ini, akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 12.30 WIB.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google Beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *