Jawa Timur

Begini Jika Para Pengasuh Ponpes se Jatim Bertemu, Bahas OPOP

47
×

Begini Jika Para Pengasuh Ponpes se Jatim Bertemu, Bahas OPOP

Sebarkan artikel ini

BERITABANGSA.COM-SURABAYA- Di masa pandemi Covid-19, pemerintah memandang perlu melibatkan sektor pendidikan untuk membangkitkan perekonomian, pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren.

Untuk mewujudkan hal itu, Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pondok Pesantren se – Jawa Timur 2022 bertema Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Menuju Kemandirian Pesantren dan Kesejahteraan Masyarakat.

Scroll untuk melihat berita

Acara diselenggarakan Biro Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur di Hotel Haris Surabaya, Senin (6/6/2022) malam.

Kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim, Gatot Soebroto, membacakan naskah pidato Plt. Sekdaprov Jatim, Wahid Wahyudi, bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan paling dekat dengan masyarakat, memiliki peranan dalam upaya pemberdayaan umat.

“Pemberdayaan umat melalui pondok pesantren bisa dilakukan dengan mendirikan unit usaha serta edukasi pada masyarakat,” katanya.

Saat ini, jumlah pondok pesantren di Jatim ada 6000 lembaga dengan jumlah santri sekitar satu juta.

“Pondok pesantren yang sudah memiliki usaha ataupun merintis usaha diharapkan tetap istiqamah inovasi dalam mengembangkan usahanya,” terangnya.

Di antara upaya Pemprov Jatim dalam memberdayakan pondok pesantren, yakni meluncurkan Program One Pesantren One Produk (OPOP) yang merupakan program unggulan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Program ini merupakan implementasi dari Jatim Berkah pada Nawa Bhakti Satya.

Gatot berharap, untuk memberikan pencerahan dan motivasi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pesantren yang memiliki usaha bisa dikembangkan dan yang belum memiliki usaha bisa ditumbuhkan.

Pesantren mandiri setidaknya memiliki usaha yang profesional guna mendukung operasional pesantren dan unit pendidikan belajar mengajar yang terarah dan sistematis.

Sehingga dampak kehadiran pesantren secara lebih luas mampu menjadi bagian dari solusi pengentasan kemiskinan dan pengangguran untuk menyejahterakan masyarakat.

Potensi ekonomi di pondok pesantren, dinilai cukup besar. Bila potensi ini dioptimalkan, maka bakal mampu mewujudkan kemandirian usaha di ponpes sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan wilayah sekitarnya.

Rakor diikuti 110 peserta dari pengasuh pondok pesantren. Rakor menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Tim OPOP Jawa Timur, Kanwil Kemenag Jatim, Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, perwakilan Bank Indonesia Jatim, akademisi dan pengasuh pondok pesantren.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google Beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *