BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Proyek pelebaran jalan di piket nol Kecamatan Candipuro, Lumajang, menuai kritik tajam dari LSM dan pengguna jalan.
Pengerjaan proyek PT Cahaya Indah Madya Pratama, dinilai tidak standar dan berpotensi memicu bahaya bagi pengguna jalan, baik kendaraan roda dua (R2) maupun roda empat (R4).
Salah seorang pengguna jalan, Sahid, mencemaskan jika hujan turun, lereng tebing rawan longsor.
“Getaran dari kendaraan besar akan memperburuk kondisi, dan kecelakaan sering terjadi karena membuat jalan menjadi licin dan berbahaya,” ucap Sahid.
Proyek pelebaran jalan senilai ratusan miliaran merupakan bagian dari rencana pengembangan jalan nasional di Lumajang.
Melihat itu, Lembaga Lumajang Bergerak Satu Indonesia (LBSI) berencana melaporkan masalah ini ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Sementara itu, PT Surya Marzq Konsultindo, selaku perencana dan pengawas teknis proyek ini juga mendapat sorotan.
Mereka bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan dengan pagu Rp3.487.263.000 dan nilai kontrak Rp2.852.985.825
“Kualitas pekerjaan itu fokus utama, dan diharapkan pihak berwenang dapat menanggapi isu ini secara serius untuk mencegah potensi bencana di masa depan,” ungkap Sekretaris LSM LBSI Lumajang, Mujahid, Senin (19/8/2024).
Sekadar diketahui, detail proyek ini mencakup dua fase:
1. Pelebaran jalan menuju standar (ruas 062 Turen – BTS Lumajang) I, pagu: Rp128.061.408.000, Kontraktor, PT Cahaya Indah Madya Pratama. Nilai Kontrak: Rp112.101.521.720,26
2. Pelebaran jalan menuju standar (ruas 062 Turen – BTS Lumajang) II, Pagu: Rp118.913.125.000, Kontraktor: PT Cahaya Indah Madya Pratama, Nilai Kontrak: Rp103.817.257.644,41.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
