Terkini

Petani Merugi Saat Panen Raya: Combine Sulit Diakses, Harga Gabah Anjlok

38
×

Petani Merugi Saat Panen Raya: Combine Sulit Diakses, Harga Gabah Anjlok

Sebarkan artikel ini
panen raya
Lahan persawahan yang akan dipanen

BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Ironis, di tengah panen raya, petani justru dihadapkan pada berbagai kendala. Mulai dari harga gabah yang anjlok, akses alat panen yang terbatas, hingga prosedur yang menyulitkan, seperti keharusan melapor ke Bulog Probolinggo sebelum panen.

Sejumlah petani di Lumajang mengeluhkan bahwa gudang Bulog di wilayah mereka hanya menjadi tempat penyimpanan, sementara semua keputusan harus melalui kantor pusat di Probolinggo.

“Kami ini mau panen, tapi harus lapor dulu ke Probolinggo. Jauh dan tidak praktis,” ujar salah satu petani yang enggan disebut namanya kepada media ini, Jumat (11/4/2025).

Masalah tak berhenti di situ. Combine, alat panen modern yang seharusnya mempermudah kerja petani, justru sulit disewa. Alasannya karena alat tersebut masih dipakai dan baru bisa digunakan setelah tanggal 14 April mendatang. Namun, ada dugaan bahwa combine tersebut dikuasai oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) tertentu yang memberi setoran ke dinas.

Ironisnya, meski combine itu merupakan bantuan dari pemerintah dan diperuntukkan bagi anggota kelompok tani, tarif sewanya tetap mahal sebesar Rp1,7 juta per hektare sama dengan tarif sewa milik swasta.

Bahkan, menurut informasi dari petani, combine tersebut disewakan hingga ke luar kota seperti Kecamatan Kencong dan Kecamatan Sumberbaru yang masuk wilayah Kabupaten Jember.

“Kami ini seharusnya menikmati bantuan, bukan justru merasa jadi penonton, beberapa hari ini kami sulit menyewa combine,” keluh seorang petani lain.

Sementara itu, harga gabah terus merosot. Jika sebelum bulan puasa harga masih berkisar Rp6.000 hingga Rp6.500 per kilogram, kini tengkulak membeli dengan harga Rp5.000 hingga Rp5.500 saja.

“Kami rugi, tidak sebanding dengan jerih payah selama menanam,” kata petani lainnya.

Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan petani. Mereka berharap pemerintah turun tangan, menata ulang distribusi alat bantuan dan memastikan harga gabah tetap layak agar para petani tidak terus menjadi korban dalam sistem yang tidak berpihak.

“Sekarang ini, tengkulak yang punya duit pastinya untung disaat seperti sekarang ini,” jawab salah satu tengkulak, yang juga enggan dimunculkan namanya, kepada wartawan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60