BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Matahari baru saja menyingsing, tetapi suasana di sepanjang Jalan Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, sudah begitu ramai. Ribuan tukang becak berjajar rapi, antre. Sebagian duduk dan ada yang terlelap tidur di atas becak.
Gila. Demi zakat Ramadan bahkan dari mereka ada yang mengaku antre sejak hari kemarin. Mereka rela bermalam, tidur di atas becak. Hal itu demi di urutan barisan terdepan antrean.
Begitulah tradisi hajat zakat Ramadan dari keluarga pengusaha ayam, Warsubi dan Agung Wicaksono. Tradisi ini telah berlangsung bertahun-tahun, menjadi momen yang dinanti banyak tukang becak di Jombang dan sekitarnya.
Kendati Warsubi, sudah menjadi Bupati Jombang, dia tetap melaksanakan tradisi berbagi itu kepada masyarakat.
“Setiap tahun saya selalu datang. Kalau tidak antre sejak malam, bisa-bisa dapat giliran terakhir,” kata Munidin, tukang becak asal Jombang, ngaku tiga kali ikut.
Di halaman rumah besar keluarga Warsubi, suasana semakin sibuk. Panitia tampak sibuk mengatur antrean agar pembagian berjalan tertib. Setiap penerima zakat wajib menunjukkan kartu identitas sebelum menerima beras dan uang tunai.
Di antara ribuan abang becak yang hadir, tampak pula wajah-wajah baru dari luar daerah, seperti Lamongan, Kediri, dan Mojokerto. Kegiatan ini, menurut Warsubi, Bupati Jombang, adalah wujud syukur dan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan.
“Kami ingin berbagi keberkahan, terutama di bulan suci ini. Semoga ini bisa membantu mereka menyambut Lebaran dengan lebih tenang,” ujarnya.
Diperkirakan lebih dari 2.500 tukang becak menerima zakat dalam kegiatan ini. Dana yang digelontorkan pun tidak sedikit, mencapai belasan miliar rupiah. Namun, bagi Warsubi dan keluarganya, kebahagiaan para penerima zakat adalah hal yang lebih berharga.
“Alhamdulillah, selain berbagi ke ribuan Abang Becak, kami sekeluarga juga berbagi berkah terhadap sopir angkot, santunan anak yatim dan pembagian paket sembako di beberapa desa di Kabupaten Jombang. Kebahagiaan mereka menjadi keceriaan bagi kami sekeluarga,” pungkasnya.
Di bawah terik, satu per satu abang becak pulang membawa beras dan uang tunai di tangan.
Kendati sudah satu jam prosesi pembagian zakat berlangsung, antrean tukang becak masih panjang, mengular 3 kilometer-an.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.