BERITABANGSA.ID, JEMBER – Zulfazein Prasetya, mahasiswa program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember, meraih peluang belajar di luar negeri melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Dia sedang menjalani studi di University of Szeged Hungaria, selama satu semester sebagai bagian dari program IISMA 2024.
Zein sapaan akrabnya, mengaku motivasinya untuk mengikuti program IISMA adalah ingin mengeksplorasi sistem pendidikan di luar negeri, utamanya di bidang agribisnis dan pertanian.
“Aku pengen ngerasain kampus life di luar negeri dan belajar bidang studiku yaitu pertanian dan ngeliat bedanya di luar negeri dengan di Indonesia itu seperti apa,” jelasnya, di Hungaria, Minggu (6/10/2024).
Ia memilih University of Szeged Hungaria, karena mencari kampus yang sesuai fokus studinya agar lebih mudah dalam proses konversi sistem kredit semester (SKS)
“Aku mencari kampus yang menawarkan course yang berkaitan dengan pertanian atau agribisnis supaya nanti proses konversiku lebih mudah, finally aku diterima di Faculty of Agricultural Engineering,” ungkap Zein gembira.
Selama tiga minggu, mahasiswa asal Banyuwangi itu menemui banyak hal menarik.
Salah satunya, selama belajar di Hungaria, ditemui keragaman mahasiswa internasional di kampusnya.
“Sekitar 20 persen mahasiswa di University of Szeged itu mahasiswa internasional. Jadi selain berkenalan dengan teman-teman dari Hungaria, aku juga bertemu mahasiswa dari seluruh dunia seperti Cina, Nigeria, USA, Laos, Filipina, India, Spanyol, Perancis, dan banyak lagi,” jelas Zein.
“Yang bikin aku kaget gedung-gedung fakultas di kampusku tersebar di seluruh kota, setiap fakultas di sini punya gedung dan alamat sendiri. Mereka act like their own institutions yang berada di bawah naungan University of Szeged as a whole,” imbuhnya.
Selain itu, Zein juga menyoroti sistem pembelajaran di University of Szeged yang mendukung kegiatan belajar mandiri.
“Kuliah di sini jauh lebih fleksibel, dosen tidak terlalu memperhatikan kehadiran di kelas, tapi tetap menuntut kita untuk menguasai materi. Fasilitas kampus seperti perpustakaan sangat mendukung kegiatan self-study, bikin kita nyaman dan mau belajar tanpa paksaan,” jelas Zein.
Perbedaan kultur akademik juga dirasakan Zein dalam konteks hubungan sosial, utamanya pertemanan antar mahasiswa.
Cara bersosialisasi di Indonesia tidak dapat diterapkan ketika berinteraksi dengan mahasiswa di luar negeri.
“Kalau di lingkup pertemanan, aku rasa disini lebih individualis. Banyak orang yang aku temui emang kuliah buat nyari ilmu aja. Jadi meskipun aku kenal sama orang-orang yang sekelas sama aku, diluar kelas kita jarang banget ada hangout semua punya kehidupan masing-masing. Di sini juga tidak banyak organisasi ataupun UKM, meskipun ada biasanya tidak eksklusif buat mahasiswa aja, seringnya open to publik,” ujarnya.
Terakhir, Zein juga membagikan beberapa tips bagi mahasiswa yang ingin mendaftar IISMA.
Dia menekankan pentingnya tidak meremehkan proses seleksi dan mempersiapkan segala sesuatunya dari jauh-jauh hari.
“Cari informasi tentang apa saja yang harus dipersiapkan, bertanya kepada awardee IISMA sebelumnya, serta dosen pembimbing,” ungkapnya.
Menurut Zein, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari sertifikat bahasa Inggris hingga dokumen-dokumen lain yang membutuhkan waktu dan biaya.
“Ini bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng. Selain itu, aktiflah mengikuti event-event yang dapat meningkatkan kualitas diri, karena itu akan membuat kalian lebih menonjol di antara ribuan pendaftar lainnya,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya percaya diri selama proses seleksi.
“Yang terakhir be confident in your abilities. Tunjukkan bahwa kalian pantas menjadi awardee IISMA. Jika kalian meragukan diri sendiri, mereka juga akan meragukan kalian. Jadi, intinya saat mendaftar, jadilah versi terbaik dari diri kalian,” tutup Zein.