Pendidikan

Jaga Kelembaban Kulit Warga Pesisir, Faperta Unej Ciptakan Sabun Berbahan Dasar Daun Kelor

54
×

Jaga Kelembaban Kulit Warga Pesisir, Faperta Unej Ciptakan Sabun Berbahan Dasar Daun Kelor

Sebarkan artikel ini
daun kelor

BERITABANGSA.ID, JEMBER – Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jember, berkolaborasi dengan Fakultas Teknologi Pertanian, berhasil menciptakan inovasi baru berupa sabun berbahan dasar daun kelor yang diberi nama Sabun Moringa.

Produk ini bebas dari deterjen dan dirancang khusus untuk menjaga kelembaban kulit, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir utamanya di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

banner 300600

Ketua Tim Keris Morindev Unej, Profesor Soetriono, menjelaskan, inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Unej.

Sabun berbahan dasar daun kelor ini adalah salah satu solusi untuk menjaga kelembaban kulit masyarakat pesisir, yang sering kali terpapar kondisi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan kulit kering.

“Secara geografis, masyarakat Desa Pakandangan Sangra berada di wilayah pesisir, yang seringkali membuat kulit mereka lebih rentan terhadap kekeringan akibat paparan sinar matahari dan air laut. Inisiasi pembuatan sabun berbahan dasar daun kelor ini dilakukan agar masyarakat dapat menjaga kelembaban kulit mereka secara alami, tanpa harus khawatir akan efek samping dari bahan kimia keras seperti deterjen,” jelas Profesor Soetriono, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember ini.

Lalu ia menambahkan, penyerahan hibah alat dan praktek produksi sabun selama 7 jam yang dihadiri 18 warga Desa Pakandangan Sangra dilaksanakan pada, (7/8/2024) lalu yang diserahkan oleh para anggotanya, yaitu Djoko Soejono, Ariq Dewi M, Dimas B Zahrosa, para Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember dan Andi Eko Wiyono, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember yang sekaligus mendemonstrasikan cara memproduksi “Sabun Moringa” di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, sebagai bagian dari program produktivitas guru besar (PRGB) untuk masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan warga tentang manfaat daun kelor, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka.

“Inovasi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan kulit, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan alat produksi sabun kelor yang telah kami hibahkan ini, diharapkan dapat diproduksi secara mandiri oleh masyarakat setempat, memberikan peluang usaha baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semoga produk ini dapat segera diproduksi secara massal dan dipasarkan tidak hanya di Sumenep, tetapi juga di daerah lain di Indonesia,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *