Ekonomi dan Bisnis

Kisah Warga Jogoroto Jombang, Dapat Cuan Jutaan dari Halaman Rumah

91
×

Kisah Warga Jogoroto Jombang, Dapat Cuan Jutaan dari Halaman Rumah

Sebarkan artikel ini
Halaman Rumah
Penampakan aktivitas warga Jombang, saat budidaya ulat kandang di halaman rumahnya. Foto : Faiz

BERITABANGSA.COM-JOMBANG – Mahfud, pria 50 tahun, warga Dusun Sawi, Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang ini, berhasil menyulap halaman rumahnya jadi pundi pundi cuan.

Di halaman rumah pria dua anak ini, tertata beberapa kandang mini. Kandang mini itu dia isi dengan ulat kandang. Ternak ulat kandang ini dia geluti 12 tahunan.

banner 300600

Pada Sabtu, (19/11/2022) pukul 08.30 WIB, Mahfud bersama istrinya, Dwi Wahyuni (40) terlihat sibuk. Mahfud melayani pembeli, Wahyuni, menyortir ulat dan indukan.

Kata Mahfud, usahanya tersebut berawal dari memelihara burung. Kala itu, dia sempat kesulitan mencari pakan burung dengan harga murah.

Di sejumlah tempat yang jadi langganannya, rata-rata membanderol harga mahal.

Ketika merasa sempat tak lagi punya uang untuk membeli pakan, ia mulai menabung untuk membeli indukan. Dari situlah, muncul inisiatif budidaya ulat kandang sendiri.

“Dari awalnya cuma punya dua sampai lima kotak ulat kandang, lama kelamaan, Alhamdulillah lancar dan bisa bertambah sampai sekarang ada kalau tidak salah seribuan. Sampai sekarang, usaha ini sudah berusia sekitar 12 tahunan,” cetusnya kepada Beritabangsa.com.

Tidaklah mudah membudidayakan larva dari kumbang alphitobisu diaperinus tersebut.

Menurutnya, dibutuhkan ketelatenan dan konsisten untuk memberi pakan dan merawatnya setiap hari.

“Setiap hari ya memberi pakan, dari polar, gandum, merawat indukan, menyasak, panen, menutup kotakan, ya begitulah setiap harinya. Harus telaten dan pastinya setiap orang punya cara sendiri, bagaimana agar ulat itu tumbuhnya segar,” katanya.

Tiga bulan budidaya ulat kandang dengan memanfaatkan halaman rumah, pundi-pundi rupiah mulai dirasakan. Sehingga dengan sang istri dia lebih semangat lagi budidaya ulat kandang tersebut.

“Biasanya setiap hari itu bisa panen satu zak ulat kandang. Kalau harga jualnya, tetap sama 20 ribu rupiah perkilogramnya,” jelas Mahfud.

Ditanya berapa omzetnya ? Mahfud mengaku normalnya bisa meraup 30 juta rupiah per bulan.

Kini, omzetnya diakui menurun. Sekitar 40 persen-an, atau sekitar 15 jutaan rupiah. Hal itu karena harga pakan polar gandum sedang naik.

“Kalau pas harga pakan normal itu, setiap bulannya omzet 30 juta-an, namun kini hanya 15 jutaan, soalnya harga pakannya naik, sementara harga ulat tetap begitu saja,” katanya.

“Harga pakan naik jadi 220 ribu rupiah dari harga normal sebelumnya sekitar 180 an ribu per saknya. Satu sak itu yah sekitar 40 sampai 50 kilogram-an. Harapan ke depannya, harga pakan turun atau stabil. Agar usaha ini kembali lancar dan terus bertahan,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *