BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Dalam rangka menjawab tantangan zaman sekaligus memperkuat kapasitas kader dalam bidang media, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PW IPPNU) Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan bertajuk Hangout Media.
Agenda kolaboratif ini berlangsung selama dua hari, pada Sabtu hingga Ahad, 5 hingga 6 Juli 2025, di Pondok Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Surabaya.
Kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara PW IPPNU Jatim, Departemen Komunikasi dan Wakil Ketua Publikasi (DKW KPP IPPNU Jatim), Pondok Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, serta Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jawa Timur.
Tercatat sebanyak 70 kader IPPNU dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur turut ambil bagian.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz, dalam pengarahannya menegaskan pentingnya penguasaan media bagi kader muda NU.
Ia mengingatkan bahwa sejak awal berdiri, NU telah menyadari kekuatan media sebagai alat perjuangan. Hal ini dibuktikan dengan pendirian media resmi NU pada 1929.
“Yang membuat opini salah menjadi benar dan yang benar jadi seolah salah itu media. Maka, bagaimana cara kita menghindari manipulasi opini? Jawabannya adalah memahami dan mempelajari media. NU memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan kebenaran, bukan menebar opini negatif,” ujar KH Abdul Hakim Mahfudz.
Menurutnya, hangout media bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi menjadi ruang strategis untuk memperkuat literasi kader di bidang media, termasuk pemahaman atas tradisi, budaya, dan peradaban khas Nahdliyin.
Ia menambahkan, kegiatan ini tidak hanya bicara skill, tapi juga orientasi membangun narasi positif untuk Islam Nusantara.
Sementara itu, Ketua PW IPPNU Jawa Timur, Aisyah Nur Afifah Maulidyah, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai respons atas tantangan abad 21 yang kian kompleks.
Terlebih dengan mendekatnya masa bonus demografi, ia menilai penting bagi IPPNU untuk menyiapkan generasi pelajar putri yang unggul secara kapasitas dan memiliki orientasi digital yang kuat.
“Sebelum bicara soal bonus demografi, mari kita siapkan kader-kader potensial yang dibutuhkan di abad 21. IPPNU harus menjadi wadah penguatan empat pilar: kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi,” ungkap Aisyah.
Ia menambahkan bahwa Hangout Media bukan semata pelatihan teknis, namun menjadi ruang untuk membangun jejaring, menyusun strategi narasi, dan memperkuat kemampuan berpikir kritis di ranah digital.
“Kami tidak hanya ingin rekanita tampil sebagai talent di depan kamera, tapi juga menjadi penulis naskah, penyusun strategi, bahkan penyuarakan isu perempuan dari perspektif Nahdliyin,” imbuhnya.
Dukungan juga datang dari Ketua LTNNU Jawa Timur sekaligus pengasuh Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, H Helmy M Noor.
Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi pesantren dalam mencetak kader digital yang unggul.
“Ini kegiatan luar biasa. Kami siapkan fasilitas terbaik karena ini sesuai dengan misi kami. Saya percaya jika 70 kader ini pulang dan menggerakkan IPPNU hingga tingkat ranting dengan satu semangat, NU akan bergerak jauh lebih cepat melalui tangan kader perempuan,” ujarnya.
Helmy juga mengingatkan agar para peserta tidak sekadar hadir demi dokumentasi belaka, melainkan benar-benar menyerap ilmu dan menjadikannya bekal perjuangan dakwah di ruang digital.
“Seriuslah! Jangan hanya hadir untuk unggahan foto. Dari sini akan lahir generasi IPPNU yang mampu mengubah peta dakwah digital NU,” tegasnya.
Dengan semangat kolaboratif, kegiatan Hangout Media diharapkan mampu menjadi titik tolak lahirnya narasi strategis dan konten digital yang solutif, kreatif, serta mencerminkan nilai-nilai keislaman Nusantara.
IPPNU Jatim menegaskan komitmennya menjadi garda terdepan dakwah digital perempuan muda Nahdlatul Ulama di era transformasi informasi yang kian masif.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.
