Terkini

Hadapi Bonus Demografi, Gerakan 1000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya

6
×

Hadapi Bonus Demografi, Gerakan 1000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya

Sebarkan artikel ini
Bonus Demografi
Achmad Dhofir, saat memberikan materi vokasi.

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030. Artinya, 70 persen penduduk Indonesia di usia produktif, 15–64 tahun akan mendominasi.

Namun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya tantangan serius, lebih dari 4.000.000 anak usia sekolah di Indonesia belum mengenyam bangku pendidikan. Kelompok usia 16–18 tahun setara usia SMK mencapai angka tertinggi dalam kasus putus sekolah.

Sebanyak 9.391 anak atau 0,90 persen sebagian besar berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan TKPLK Kemendikbudristek meluncurkan program konkret melalui pendidikan nonformal berbasis keterampilan yakni Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).

“Kami tidak ingin ada satu pun anak Indonesia yang kehilangan masa depannya hanya karena keterbatasan akses pendidikan. Program PKK dan PKW ini adalah bentuk keberpihakan nyata negara,” tegas praktisi pendidikan vokasi, Achmad Dhofir.

Sedangkan Dinas Pendidikan Provinsi, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), dan komunitas lokal, bersinergi melaunching gerakan 1000 anak berdaya, menyasar anak-anak SMK yang putus sekolah agar mereka tetap bisa berdaya, mandiri, dan memiliki masa depan.

Program ini mengedepankan dua jalur utama, PKK, dan PKW. Di PKK, mereka dibekali keterampilan kerja sesuai kebutuhan industri dan sertifikat kompetensi. Yang di PKW diberi skill dan mental wirausaha sejak dini.

Sejak 2020- 2024, tercatat lebih dari 260.000 peserta telah mengikuti PKK dan 112.000 mengikuti PKW, sebuah pendidikan nonformal terbesar di Indonesia.

Untuk menyukseskan program ini, dukungan dari pemerintah daerah, dunia industri, dan masyarakat sangat krusial.

Hadirnya Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, perwakilan DKI Jakarta, serta ratusan peserta dari seluruh Indonesia melalui platform daring, menjadi sinyal kuat bahwa perubahan ini akan bergerak bersama-sama.

“Semoga Kemendikbudristek tidak akan berhenti di angka 1000. Ini adalah awal dari gerakan nasional untuk mengentaskan anak putus sekolah dari SMK, dan membangun generasi produktif, tangguh, dan adaptif,” ujarnya.

Gerakan ini bukan sekadar program pelatihan. Namun investasi masa depan, cara Indonesia menyiapkan generasi muda menghadapi persaingan global.

Melalui pendidikan yang inklusif, relevan, dan bermutu, Indonesia tengah menapaki jalan menuju masyarakat mandiri, kreatif, dan kompeten.

Sekolah SMK Berdaya, karena setiap anak Indonesia berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan sukses.

Kementerian pendidikan, melalui program ini, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama membangun masa depan bangsa melalui pendidikan yang menjangkau semua kalangan tanpa terkecuali.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60