Selain itu, lima program Quick Wins menjadi pilar utama strategi BKKBN, Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (SiDaya), serta Super Apps Keluarga Indonesia.
Peringatan Harganas tahun ini di Jawa Timur dimeriahkan dengan Kirab Bangga Kencana, dimulai dari Situbondo, melintasi Madiun, dan berakhir di Ngawi. Beragam kegiatan seperti apel siaga, pelayanan KB gratis, roadshow penyuluhan, hingga bakti sosial dilaksanakan untuk mendekatkan program-program keluarga kepada masyarakat.
“Melalui program-program seperti Genting, GATI, SiDaya, Tamasya, hingga Super Apps, kami mendorong masyarakat agar semakin memahami peran strategis keluarga dalam mencegah stunting, membina anak-anak, dan memberdayakan lansia,” ungkap Maria Ernawati.
Perubahan nyata dapat dilihat dari penurunan Total Fertility Rate (TFR) Indonesia yang kini berada di angka 2,18 berdasarkan data BPS 2020, jauh dari angka 6 yang tercatat di era awal program KB.
Prevalensi stunting juga mengalami penurunan menjadi 19,8 persen (SSGI 2024), mendekati target nasional 14 persen pada tahun 2029.
Prof. Haryono Suyono dalam refleksinya menyampaikan bahwa keluarga adalah benteng pertama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi.
“Ketika dulu keluarga Indonesia berat tanggungannya, kini pemerintah berupaya menjadikan keluarga sebagai subjek pembangunan. Maka, mari kita perkuat keluarga sebagai benteng menghadapi tantangan sosial yang terus berkembang,” tegasnya.
Hari Keluarga Nasional bukan hanya peringatan simbolik, tetapi menjadi panggilan nyata untuk membangun keluarga yang tangguh, adaptif, dan berdaya.
Sebab, bangsa yang kuat berasal dari keluarga yang kokoh, harmonis, dan memiliki peran aktif dalam pembangunan.
Selamat Hari Keluarga Nasional ke-32. Dari Jawa Timur hingga seluruh penjuru Nusantara, mari terus menjadikan keluarga sebagai pusat peradaban dan kekuatan bangsa.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.