BERITABANGSA.ID, BOJONEGORO – Kabupaten Bojonegoro telah siap melangkah sebagai Aspiring UNESO Global Geopark 2026. Di Kawasan Geopark Kayangan Api, Sendangharjo, Bojonegoro, menjadi saksi pembukaan Festival Geopark dan Jambore Taruna Budaya Provinsi Jawa Timur.
Sebuah perhelatan budaya dan edukasi yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk memperkuat sinergi dalam pelestarian warisan geologi dan budaya.
Acara dibuka secara resmi dengan prosesi kirap menyambut Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang diiringi tarian sakral Kayangan Api, sebuah pertunjukan budaya yang menggambarkan kekayaan seni tradisional Bojonegoro dan menghidupkan kembali kisah spiritual Empu Supa dari era Majapahit, Sabtu (28/6/2025).
Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11, mewakili Kementerian Kebudayaan RI, Endah Hariani, Perwakilan Badan Geologi Kementerian ESDM RI, Edy Slameto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evi Afianasa 6 dari 7 perwakilan Badan Pengelola Geopark dari wilayah Marangin Jambi, Ujung Kulon, Maratus, Bayah Dome Lebak Banten, Ijen, dan Tulungagung, Forkopimda Bojonegoro, Ketua Komisi B dan C DPRD, beserta anggota, Staf Ahli, Asisten Daerah, Kepala OPD, dan Camat se-Kabupaten Bojonegoro.
Festival yang berlangsung hingga Minggu (29/6/2025) ini juga menjadi momentum penting bagi pelestarian budaya, ditandai dengan pengukuhan pengurus Taruna Budaya Provinsi Jawa Timur dari periode sebelumnya ke kepengurusan baru dan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Badan Pengelola Geopark Bojonegoro dan sejumlah Badan Pengelola Geopark.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro menyampaikan kabar menggembirakan bahwa Bojonegoro berhasil mempertahankan status sebagai Geopark Nasional setelah revalidasi pada 10 hingga 15 Juni 2025.
Lebih lanjut, pada Kamis (26/6/2025), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan dukungan penuh bagi Bojonegoro untuk melangkah sebagai aspiring UNESCO Global Geopark 2026.
Dalam sambutannya, Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur, Evi Afianasari, menegaskan Geopark bukan sekadar tentang batu dan fosil, tetapi juga mencakup keberadaan manusia, budaya, dan narasi lokal yang hidup berdampingan dengan alam.
“Perlu juga diingat bahwa adanya penilaian baru dari UNESCO yang menekankan pentingnya warisan budaya tak benda seperti upacara adat, bahasa lokal, dan dokumentasi pelestarian budaya,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, menyoroti bahwa Geopark Nasional Bojonegoro meliputi 16 geo-situs, 3 bio-situs, dan 8 cultural-situs. Festival ini.
“Ini bisa menjadi bagian penting dari proses validasi menuju pengakuan UNESCO. Kami berharap, bila Bojonegoro dapat meraih status UNESCO Global Geopark, hal ini akan memperkuat branding Bojonegoro di mata dunia, menarik peneliti dan wisatawan serta membuka peluang besar di sektor riset,” tuturnya.
Dia juga menambahkan dengan adanya semangat kolaborasi dan kecintaan pada warisan alam serta budaya lokal, Festival Geopark 2025 bisa menjadi simbol komitmen Bojonegoro dalam menjaga kekayaan bumi dan identitas bangsa bagi generasi mendatang.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.